Doa artinya meminta kepada yang lebih tinggi derajatnya. Untuk itulah, doa itu bisa di artikan sebagai bentuk permohonan seorang hamba kepada Allah SWT, disertai dengan kerendahan dan kehadiran hati, juga harus memperlihatkan bahwa dirinya sedang membutuhkan (ihlah), agar memperoleh kebaikan dan kemaslahatan dari-Nya. Â Jangan lupa, ketika sedang berdoa harus dalam kondisi suci (berwudhuk), disertai sikap khusyu' dan tadharru' dalam menghadapkan diri kepada-Nya kepada Allah SWT. Tidak ada yang pantas dimintai, kecuali Allah SWT.
Seorang muslim yang ber-iman, harus berdoa untuk urusan kebaikan dan kemaslahatan. Tidak elok, bahkan bisa dikatakan keluar dari koridor Alquran dan sunnah Rasulullah SAW, ketika seorang muslim berdoa namun isinya bukan untuk kebaikan, seperti; mendoakan sesama muslim celaka, sesat, cepat mati, atau mendapatkan bencana. Ketika mendoakan keburukan kepada sesama muslim, sesungguhnya doa itu akan kembali kepada dirinya sendiri.
Allah SWT berfirman yang artinya "Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri" (QS. Al-Isra:7). Muslim yang baik, sudah pasti akan mendoakan kebaikan kepada sesama. Muslim yang tidak baik, akan mendoakan sesama dengan doa keburukan. Itulah seburuk-buruknya manusia, karena tidak ingin melihat sesama saudaranya baik. Allah SWT itu baik, tidak menerima kecuali yang baik.
Rasulullah SAW pernah di sakiti orang-orang Kafir di Thaif. Saat itulah, Malaikat datang menawarkan sebuah pertolongan. Malaikat berkata kepada Rasulullah SAW "Apa pun yang engkau perintahkan kepada kami, pasti segera kami laksanakan. Seadainya engkau (Muhammad) menginginkan, saya akan hancurkan kedua gunung di samping kota ini. Maka siapa pun yang tinggal di antara kedua gunung tersebut pasti akan mati terhimpit. Begitulah kira-kira tawaran Malaikat kepada Rasulullah SAW yang sedang terdzalimi lahir dan batin oleh orang Kafir.
Rasulullah SAW menjawab " jangan...., kemudian Rasulullah SAW mendoakan masyarakat Thaif "ya Allah...berilah hidayah kepada kaumku, sesungguhnya mereka orang-orang yang belum mendapat hidayah. Rasulullah SAW berharap kepada Allah SWT, suatu saat anak cucu mereka mau menerima islam dan  beribadah kepada Allah SWT. Inilah doa paling keren sepanjang jaman. Di sakiti, malah mendoakan kebaikan kepada orang yang menyakitinya.
Fikih Mendoakan Keburukan Kepada Sesama
Tidak ada larangan mendoakan orang yang menyakiti dengan harapan orang tersebut mendapatkan balasan yang setimpal "balasan keburukan dibalas dengan keburukan, namun memaafkan, itu jauh lebih indah". Allah SWT berfirman yang artinya "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa (QS As-Shoura ayat 40). Itu merupakan bentuk keadilan. Namun, jika pembalasan lebih berat, maka dosa hukumnya.
di dalam ayat lain, Allah SWT berfirman yang artinya "Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah." (QS:An-Nisaa (4:123). Imam Al-Qurtubi mengatakan "Adalah boleh bagi orang yang didzalimi untuk mendoakan keburukan kepada orang yang mendzaliminya, jika dia bersabar itu lebih baik baginya, dan ini mutlak dalam semua jenis do'a kepada orang dzalim (Tafsir Al-Qurtubi, dari QS Al-Nisa ayat 148).
Dalam penjelasan lain, Allah SWT sangat mencintai orang-orang yang sabar. Rasulullah SAW satu-satunya utusan Allah yang paling sering dicaci maki, di hina, dan bully, bahkan hampir di bunuh. Rasulullah SAW pernah terusir dari Makkah. Ketika hijrah ke Thaif, Rasulullah SAW juga dicaci, dilukai fisiknya. Namun, Rasulullah SAW tetap sabar. Buah kesabarannya, Jazirah Arabiyah dalam waktu yang relatif singkat memeluk islam.
Doa Politik dan Manipulasi Doa
Faldi Zoon, telah mendapatkan kecaman yang bertubi-tubi hingga sekarang (23/2) karena puisi nya yang berjudul "Doa yang Ditukar". Santri-santri yang berafiliasi NU, hingga sekarang masih belum legowo dengan Fadli Zoon, karena santri-santri menganggap bahwa puisi itu telah melecehkan KH Maemun Zubair sang Kyai Kharismatik NU. Dengan kata lain, melecehkan Mbah Maemun sama dengan melecehkan NU.
Belum hilang dari ingatan, muncul satu lagi doa yang lebih menghebohkan jagad Nusantara. Doa itu bersumber dari Neno Warisman. Malam munajat 212, pada 21 Februari 2019 di Monas di hebohkan oleh suara wanita yang berdoa dalam bentuk puisi "Dan menangkan kami, karena jika Engkau tidak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir ya Allah, tak ada lagi yang menyembahMu, ya Allah".
Doa Neno Warisman akan menjadi nyata, ketika lawan-lawan politiknya tidak menyembah Allah SWT, sebagaimana musuh Rasulullah SAW pada perang badar. Juga, doa Neno akan dikabulkan oleh Allah SWT jika lawan-lawan Prabowo seperti Konstatinopel.
Rasulullah SAW berdoa dan munajat kepada Allah SWT, karena lawannya adalah orang-orang Kafir, Musyrik yang tidak menyembah Allah SWT, bahkan memusuhi Allah SWT. Jumlah orang Kafir lebih dari 1000 orang, mereka orang terlatih, hebat dengan peralatan perang yang lengkap. Sementara Rasulullah SAW, dalam catatan sejarah nabi hanya memiliki pasukan 313. Itupun sangat minim persenjataan.
Sementara Muhammad Al-Fatih, melawan Konstatinopel yang tidak ada yang pernah mengalahkan. Sultan Muhammad Al-Fatih mempersipakan dirinya dengan rajin menjaga sholat berjamaah, rowathib, sholat malam, dan juga puasa sunnah. Mereka memiliki keyakinan, dengan menjaga sholat, maka Allah SWT akan memberikan kemenangan dan mampu menaklukkan Konstatinopel.
Benarkan Pendukung Prabowo Seperti Pasukan Badar?
Jika Rasulullah SAW rajin menjaga sholat lima waktu dengan berjamaah, rowatib, juga membaca Alquran siang dan malam, menjaga sholat malam, puasa sunnah juga dijaga dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW menjaga diri dan keluarganya dari siksa apa Neraka. Sahabat-sahabatnya juga melakukan apa yang telah dititahkan dan di contohkan Rasulullah SAW tanpa membantah. Rasulullah SAW menjaga hati, lisan dari perkataan kasar, kotor, rasan-rasan, ghibah dan namimah. Itulah Rasulullah SAW yang ahlaknya adalah Alquran.
Ketika Rasulullah SAW dalam kondisi sempit dan terjepit dalam perang badar, sementara orang Kafir yang dipimpin Abu Jahal dengan pasukan lengkap dan kuat, maka Rasulullah SAW berdoa dengan bahasa yang sangat indah, sebagaimana hadis berikut "
Pada malam perang Badar, Rasulullah SAW melihat orang-orang Musrik yang jumlah seribu, dan sahabatnya hanya 319 pria, kemudian Rasulullah  SAW menghadap kiblat,kemudian mengangkat kedua tangannya, maka Rasulullah SAW berinteraksi dengan Tuhannya " Ya Allah .... penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah ...berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah..... jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini. (HR. Muslim).
Coba kita lihat orang-orang yang mendukung Prabowo, Ahmad Dhani yang pernah berkelekar akan melegalkan LGBT, Roky Gerung yang berkata "Kitab Suci Fiksi", Ratna Sarumpaet yang menipu operasi Plastik, Fadli Zoon yang mengatakan "Doa yang di Tukar", Nur Sugik yang mengatakan "Surat Al-Isra 176", semua nama hewan kebun binatang keluar dari mulutnya.
Fahri Hamzah yang pernah mengatakan "hari santri itu sinting". Â Amin Rais mengatakan "melawan Jokowi seperti Perang Badar". Hanum Rais yang menyamakan "Ratna Sarumpaet seperti Sayidah Aisyah ra". Ada juga habib yang gondrong yang menyebut Jokowi seperti "Banci dan Haid".
Nama-nama pendukung Prabowo di atas tidak bisa disamakan dengan para sahabat setia Rasulullah SAW, sebagaimana menyamakan doa Neno Warisman dengan doa Rasulullah SAW ketika perang Badar. Maka, Doa Rasulullah SAW adalah bentuk munajat seorang hamba kepada Allah SWT, sementara doa Neno Warisman adalah doa politik yang ingin mendapatkan simpatik. Bisa-bisa, Neno Warisman kuawat dengan doa tersebut, karena Rasulullah SAW tidak ridho dengan doa yang digunakan pada malam itu. Bentuk kuwalatnya adalah kekalahan telah pada Pilpres 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H