Di bawah pimpinannya, pasukan yang sangat terlatih serta setia, mereka taat ibadah. Muhammad Al-Fatih benar-benar telah dipersiapkan pasukan khusus meruntuhkan Konstantinopel yang supur kuat. Sementara Muhammad Al-Fatih juga benar-benar mempersiapkan dirinya lahir dan batin. Menjaga sholat lima waktu secara berjamaah, sholat rowathib juga dijaga, puasa sunnah dan sholat malam dengan istikomah.
Pada 29 Mei 1453 M Konstantinopel berhasil di Taklukkan, kemuduan Sultan Muhammad bergelar dengan "Muhammad Al-Fatih". Setelah berhasil menaklukkan, kota terbesar Nasrani. Sultan Muhammad Al-Fatih tidak membunuh atau mengusir orang-orang Nasrani. Itulah jiwa seorang patriot sejati, sekaligus pemimpin yang moderat.
Selanjutnya, Muhammad Al-Fatih turun dari kuda, dan bersujud kepada Allah SWT sebagai rasa syukur atas karunia kemenanganya. Selanjutnya, Sultan Muhammad Al-Fatih menuju Gereja Hagia Sophia. Bukanya menghancurkan, tetapi diubadah fungsinya menjadi masjid.
Menariknya, patung yang bergambar Bunda Maria yang sedang menggendong Isa (Jesus) tetap tidak dirubah hingga sekarang ini. Â Tiga hari kemudian, Sultan Muhammad Al-Fatih menjadikan gereja terbesar menjadi tempat sholat jumat berjamaah. Maka resmilah, Hagia Sophia menjadi Masjid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H