Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, salah satu yang dilakukan ialah "mendamaikan suku Aus dan Khajraj" yang berperang ratusan tahun. Padahal keduanya itu bersaudara. Perbedaan bukan menjadikan keduanya bersatu, tetapi berperang yang tak berujung. Kemudian Rasulullah SAW mendamaikan keduanya. Ternyata berhasil.
Indonesia terbentuk, karena berbeda agama, budaya, bahasa dan juga etnis. Inilah nikmat yang agung. Wajib di sukuri. Allah SWT berfirman "...Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS. Al-Hujurat: 13).
Mestinya semua perbedaan yang terjadi harus di syukuri. Alquran sebagai kitab suci, dijalankan isinya. Bukan itu mencaci orang yang tidak sepaham. Apalagi kemudian berkata "Indonesia akan hancur, karena pemimpinnya korupsi dan tidak adil". Memang betul, banyak korupsi. PAN, PKS, PDIP, dan Golkar menyumbang koruptor.Â
Untuk masih ada KPK, sehingga maling-maling berdasi kutangkap. Padahal, mereka pinter ngaji, juga kadang menjadi imam sholat berjamaah. Jangan-jangan, itulah yang menjadikan islam tidak menarik lagi. Tetapi, yakin lah selama nilai-nilai islam membumi di nusantara, yang dijaga para ulama dan habaib yang lurus di dalam menjalankan titah Rasulullah SAW, maka maling-maling itu akan ter kapar di tangan KPK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H