Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

China Sekarang adalah Dawuh Rasulullah SAW 1500 Tahun Lalu

7 Desember 2018   10:44 Diperbarui: 7 Desember 2018   11:53 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya orang Indonesia mencibir ketika melihat China, atau warga Indonesia keturunan China. Apalagi, beda agama. Ahok-pun harus terjungkal karena mengeluarkan statement terkait dengan ayat suci Alquran. Seandainya Ahok itu beragama islam, dan keturunan Arab, pasti berbeda nasibnya. Cukup banyak statement negatif terhadap keturunan China, yang kemudian ada nyinyiran terhadap Jokowi yang bunyinya "Aseng dan Asing".

Saat ini, China sangat perkasa, baik urusan ekonomi, teknologi, militer, dan pekerja asing. Bahkan jumlah wisatawan asal China membanjiri timur tengah, mulai Qatar, Emirat, Palestina, Yordania, Mesir, Israel, dan tentu saja Indonesia, Turki. 

Arab Saudi juga kebanjiran tenaga kerja asa China yang yang sedang menyelesaikan kereta cepat Mekkah-Madinah. Arab Saudi juga kebanjiran produk China, mulai jubah, surban, abaya, elektronik, bahkan hingga tusuk gigi tertulis Made in China.

Negara-negara yang pernah saya datangi di Timur Tengah, rupanya kebanjiran produk China. Rupanya, justru wisatawan asal China paling mendominasi. Dengan kata lain, ekonomi China sedang membaik, jika dibandingkan dengan ekonomi Negara Eropa. Pokoknya, China itu memang Joz Gandos deh..!

China benar-benar mengejar Amerika dalam semua aspek, sebuah catatan dari Imran Hamid salah satu kandidat doktor asal Indonesia, sekaligus ketua PCINU China menjelaskan "dalam kesempatan berceramah di sebuah negara di Eropa, guru besar Ilmu Politik dari Harvard University Amerika, Prof. Dr. Graham T. Alison pernah menyampaikan keluhannya tentang penyelesaian sebuah jembatan di Amerika yang memakan waktu bertahun-tahun dan dia membandingkan dengan pembangunan sebuah fly over di sebuah kota padat lalu lintas di China yang hanya diselesaikan dalam waktu 48 jam, tentu, dengan menggunakan peralatan teknik yang canggih. Video di bawah ini hanya bentuk lain dari kemajuan China". Benar-benar luar biasa.

Sebenarnya, Rasulullah SAW sudah mengingatkan dalam sebuah hadisnya agar supaya belajar ilmu ke negeri China. Terbukti, salah satu sahabat Rasulullah SAW yang bernama "Saad Ibn Abi Waqos" makamnya berada di China. 

Dalam catatan sejarah, Saad Ibn Abi Waqos termasuk seorang pengusaha di masa Ahlusuluk SAW, bahkan beliau termasuk di antara sepuluh sahabat yang mendapat jaminan surga.  Dengan kata lain, potensi orang kaya masuk surga itu sangat terbuka lebar-lebar.

Konon, tempat makam Saad Ibn Abi Waqas itu berada di  Guangzhou dimana orang Arab lebih suka menyebut dengan "Khanfu". Kota ini menyimpah sejarah panjang terkait dengan kedatangan dan perkembangan islam. Bisa jadi, Saad Ibn Abi Waqos yang mengenalkan Islam di negeri ini. 

Sejak berabad-abad hingga sekarang, Kota"Khanfu menjadi pusat dan rujukan pengembangan Islam. Posisi kota ini sangat strategis sebagai pelabuhan laut internasional. Mengutip dari catatan resmi dari Dinasti Tang yang berkuasa pada 618-905 M dan berdasarkan catatan serupa dalam buku A Brief Study of the Introduction of Islam to China karya Chen Yuen, Islam pertama masuk ke negeri Cina sekitar tahun 30 H atau 651 M.

Ketika melihat kedigdayaan China dalam masalah ekonomi, teknologi, politik semakin nyata, bahwa Cina itu memang luar biasa. Apalagi ketika melihat bukti-bukti nyata peninggalan sejarahnya. 

Semakin yakin, bahwa China itu memang hebat sejak ribuan abad. Tembok besar China yang kokoh, kuat, dengan panjang 13.170 mil (sekitar 21.200 km) dan melingkupi 15 provinsi di Tiongkok. 

Sementara, Indonesia baru merampungkan jalan panjang tol Jakarta-Surabaya memiliki total panjang 759 kilometer. Ruas tol itu terbagi antara tol operasional seluas 524 km dan fungsional 235 km. Itu-pun harus kerja keras, hanya Jokowi yang memiliki niat yang kuat merampungkan nya. Itu-pun, cukup banyak yang nyiyir kepada Jokowi. Padahal, apa yang dilakukan Jokowi itu bukan kepentingan pribadi atau kelompok, tetapi untuk memajukan Indonesia dari ketinggalan.

Hebatnya lagi, tembok besar China dibangun dengan cara estafet dari satu dinasti ke dinasti lainnya. Dengan kata lain China memiliki tradisi bagus dalam kepemimpinan. 

Melanjutkan program raja sebelumnya, untuk kepentingan anak cucu mereka. Sementara dalam islam, ketika seorang Khalifah runtuh, maka peninggalannya harus dihancurkan. Bahkan, tidak sedikit seorang Khalifah harus membunuh dengan keji keturunan khalifah sebelum karena kekhawatiran kekuasaannya.

Kalau kita lihat Madain Shaleh di Madinah Al-Munawarah, terlihat bekas-bekas rel kereta api pada masa Khilafah Usmaniyah. Rupanya, ketika Khilafah Ustmaniyah runtuh, maka rel kereta api-pun harus dihancurkan. Lebih parah lagi, cukup banyak peninggalan Rasulullah SAW yang harus hilang tanpa bekas dengan alasan takut syirik.

Kembali kepada negeri China, Rasulullah SAW pernah berkata "carilah ilmu meskipun di negeri Cina, karena mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim (HR Ibn Hibban). Sebagian besar ulama berpendapat bahwa posisi hadis ini lebih dari berbagai sisi, termasuk Syekh Ibn Baz mufti Arab Sudi. Saking semangatnya membahas posisi hadis, sehingga lupa melihat kemajuan China benar-benar nyata. 

 Bisa jadi, apa yang disampaikan Rasulullah SAW agar belajar ke negeri China, benar-benar nyata adanya. Terbukti, China sangat maju urusan ekonomi, marketing, bahkan urusan teknologi, obat-obatan tradisional. 

Sekarang, hadis Rasulullah SAW menjadi sebuah kenyataan, dimana China sudah mulai mengalahkan USA, Eropa dalam semua aspek kehidupan. Sementara sebagian besar umat islam masih sibuk dengan posisi hadis di atas. Tetapi itu masih mendingan.

 Dan yang sangat mengelikkan adalah, justru sibuk mencaci maki China. Mestinya, harus dilihat, apa yang menjadikan bangsa China itu lebih maju. Jangan-jangan, karena sebagian umat islam itu dihinggapi sifat iri dan dengki, sehingga selalu mencari kekurangan bangsa lain, sehingga lupa dengan kekurangan. Sibuk dengan kekurangan orang lain, sehingga akhirnya waktunya habis untuk iri dan dengki.

 Mestinya, Indonesia sebagai Negara besar dengan berbagai etnis, menjadi kekuatan besar dalam semua aspek kehidupan. Indonesia itu satu-satunya Negara yang digambarkan di dalam Alquran Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. 

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal". (QS Al-Hujurat:13).

Jawa, Arab, India, Eropa, Melayu, Afrika, China, Madura, Bugis, Bali, Papua, Dayak, Sasak, semua berkumpul menyatu dengan nama "Indonesia". Semua mengunakan bahasa Indonesia. Semua bangga menjadi Indonesia dengan beragam agama, keyakinan, suku, bahasa, adat istiadat. 

Mereka saling mencintai dan menjaga, serta melindungi, bahkan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kekuatan mereka bisa mengalahkan China, tetapi pertengkaran dan perbedaan politik 5 tahun sekali kadang menjadikan kesatuan dan persatuan itu sirna.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun