Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Drama Politik, Prabowo Tertipu Sarumpaet atau "by Design"?

5 Oktober 2018   11:01 Diperbarui: 5 Oktober 2018   11:24 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(jakarta.tribunnews.com)

Bukan Ratna Sarumpaet jika tidak bisa bikin drama politik yang mengelitik elit politik. Wajahnya saja bikin semua orang penasaran. Apalagi isi pikirannya. Ratna mampu bikin geger dunia politik dan politisi Indonesia, sehingga semua orang terperangah dibuatnya. Satu kata untuk Ratna Sarumpaet, "Ratna Luar Biasa" drama politiknya.

Nah, sekarang mari ngaji agama. Biasanya, orang yang mengerti ajaran agama yang bersumber dari kitab Allah SWT dan Rosul-Nya, tidak akan mudah percaya pada setiap berita yang bersumber dari manapun, kecuali setelah melalu proses tabayyun.

Kecuali orang yang grusa-grusu (sembrono). Dalam bahasa agamanya, Grusah Grusuh itu di sebut dengan "Al-Ujlah min Al-Syaithon" yang bersumber dari setan.

Nah, kali ini berita itu bersumber dari Ratna Sarumpaet. Akhir-akhir ini, Sarumpaet dekat banget dengan Habib Rizieq Sihab, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Amien Rais, juga Ahmad Dhani, Rocky Gerung, Neno Warisman, serta tokoh-tokoh Gerindra. Bahkan, Hanum Rais seringkali main drama seperti drama Korea, saat acting bersama Ratna Sarumpaet.

Konco-konconya Ratna Sarumpaet memang banyak, serta simpatisan dari kalangan emak-emak cukup banyak. Apalagi, setelah di dapuk menjadi tim sukses kemenangan Prabowo Sandi. Semakin banyak yang gandrung kepada Ratna Sarumpaet ini.

Jadi, wajar sekali ketika Ratna main drama politik, dengan ngaku di aniaya hingga babak beluk mukanya. Semua konco-konco politiknya langsung percaya, tanpa harus kroscek terlebih dahulu.

Dalam ajaran agama Islam misalnya, sudah semestinya setiap informasi yang datang dari siapa-pun harus di tabayyun terlebih dahulu. Karena tabayyun bagi seorang pemimpin menunjukkan orang yang sangat cerdas. Rekam jejak digital Rata Sarumpaet yang sering bikin ruwet, gaduh, mestinya menjadi pertimbangan, agar tidak mudah menyebarkan berita yang datang darinya. Terlepas berita itu benar atau salah.

Amin Rais sang panutan partai Tuhan yang mengusung Prabowo, juga Kyai politisi, sekaligus tokoh besar Muhammadiyah ternyata percaya 2000 persen terhadap berita itu. Ternyata harus mengabaikan "ayat-ayat Tuhan yang bersumber dari Al-Quran" terkait dengan berita dari Ratna Sarumpaet.

Terbayangkan, ketika Ratna Sarumpaet berkisah tengtang dirinya disiksa dan dianiaya oleh lelaki tak dikenal di hadapan KH Amien Rais, Prabowo. Maka, yang muncul adalah "pelaku penyiksaan ini sangat biadab".

Apalagi, Ratna Sarumpaet itu sosok wanita yang paling perkasa dalam deretan wanita pendukung Prabowo. Baik Amien Rais maupun Ratna, keduanya dalam satu perahu dalam pilpres 2019.

Para pendukung Prabowo, siapa-pun orangnya, tak peduli berjubah panjang, berjengot tebal, Ketika mendengar kisah pilu yang dituturkan Ratna Sarumpaet, nalar keagamaan tiba-tiba hilang dan sirna, hatinya langsung membenarkannya. Lupa dengan dawuh kanjeng Nabi Muhammad SAW, juga lupa dengan firman Allah SWT.

Tidak lama kemudian deretan politisi, agawaman, yang mendukung Prabowo-Sandi, seperti politisi PKS, PAN, Gerindra dan pendukungnya berkumpul, bahu membahu membuat jumpa pers mengutuk pelaku kejahatan terhadap Ratna Sarumpaet. Syahwat politik tiba-tiba meninggi, seperti orang yang habis minum viagra. Kalimat yang sering terdengar "Biadab".

Dalam sebuah pernyataannya, Rosulullah SAW pernah berkata "cukup dikatakan berdusta, mendengarkan berita kemudian menyebarkannya. (HR Muslim).

Bagi kalangan santri yang ngerti bahwa hadis itu bersumber dari baginda Rosulullah SAW, pasti akan hati-hati agar tidak termasuk orang yang dikatakan "pendusta". Bagi politisi, kadang menjadi kesempatan untuk menyerang lawan, dengan alasan demokrasi.

Padahal ini bukan hanya masalah menyebarkan berita. Tetapi, percaya berita tanpa klarifikasi, itu sama dengan menghancurkan diri sendiri. Dalam ajaran islam, percaya saja dilarang, apalagi menyebarkannya. Betul apa yang dikatakan Prabowo bahwa dirinya itu "grusa grusu" .

Benarkan Amien Rais dan Prabowo Grusa Grusu

Jenderal Prabowo, Amien Rais, tokoh hebat. Prabowo Capres 2019, sedangkan Amien Rais mantan capres yang tidak pernah jadi. Keduanya tertipu hoaks rekan perjuangnya sendiri.

Namun, muncul pertanyaan mendasar "benarkah sosok Jenderal yang malang melintang dalam pendidikan luar negeri, dengan deretan prestasi bisa tertipu? Pertanyaan selanjutnya aialah, benarkah Amien Rais yang pernah menjadi ketua Muhammadiyah, ketua MPR, ketua PAN, juga capres bisa tertipu karangan cerita fiksi Ratna Sarumpeat? Keduanya bukan tokoh yang rendah IQnya, tetapi di atas rata-rata.

Kalu benar, mereka tertipu, rasanya kok "geli dan ngilani". Dalam dunia politik, semua serba mungkin, dan kadang semua di luar nalar berpikir masyarakat pada umumnya. Amien Rais mati-matian meminta kepada pemerintah pada masa Habibie, agar menangkap dan menjatuhkan hukuman kepada Prabowo.

Eeeeh lah, ternyata sekarang gandeng renteng. Justru Amien Rais mati-matian mendukung Prabowo. Jadi, tidak heran, jika suatu ketika Jokowi akan gandeng renteng dengan Prabowo, atau Amien Rais mendukung Jokowi. Politik itu, mana yang menguntungkan kelompoknya, akan didukung.

Sebagai rakyat biasa, ketika melihat drama politik rasanya kok aneh. Akhirnya, saya mencoba melihat dan membaca kejadian perebutan pada masa kerajaan Singosari. Ken Arok, salah satu tokoh muda yang hebat, jadug (sakti mandraguna). Walaupun orang biasa, cita-cita ingin menjadi raja sangat tinggi.

Setelah sakti, dan menguasai Keris Empu Gandring. Ken Arok, semakin tinggi nyalinya, dan yakin jika dirinya akan mampu menjadi Raja. Walhasil, Ken Arok menguasai para perampok, begal. Mereka dikoordinasi. Bikin kacau Negara Singosari. Penguasa waktu itu tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya, dibuatlah sayembara.

Siapa yang bisa menaklukkan perampok dan pengacau akan dijadikan bagian dari kerajaan Singosari. Wal hasis, Ken Arok, mampu menaklukkan para perampok yang nota bene kawan-kawan sendiri. Rupanya, dengan cara itulah akhirnya, Ken Arok bisa menuju kursi Singosari. Dalam kekuasaan, Ken Arok sangat cerdik.

Dalam dunia wayang kulit. Ada sosok yang sangat santun dalam berkata-kata, tetapi sangat licik. Rupanya dialah yang bernama "Sengkuni". Dia sangat lihat dalam bermain politik.

Sengkuni, mampu menyingkirkan lawan-lawannya dengan cara "nabok nyeleh tangan". Dengan demikian, Sengkuni tidak pernah melawan musuhnya dengan tangan sendiri, tetapi dengan cara fitnah yang keji.

Dalam drama Kerajaan Majapahit. Ada seorang pria yang bernama Ramapati. Dia mampu menyingkirkan lawan-lawan politiknya dengan cara yang dingin. Bahkan, Ramapati selalu mendapatkan dukungan. Persis seperti Sengkuni. Nah, dalam dunia politik. Apapun akan dilakukan dengan catatan bisa menuju kekuasaan.

Drama politik yang dimainkan oleh Ratna Sarumpaet ini sangat menarik dan mengelitik. Semua orang menjadi panik. Apakah, drama politik Ratna Sarumpaet itu karena dirinya digoda setan. Atau memang dia itu sedang kesetanan, sehingga membuat drama yang asyik dalam dunia politik negeri ini.

Bisa jadi, drama politik yang dimainkan oleh Ratna Sarumpaet itu memang by design, yaitu menciptakan kekacauan  dan kerusakan. Hanya saja, sebelum semua terlaksana dengan baik rencana itu, Tuhan membongkarnya.

Percaya atau tidak, Indonesia, khususnya di Tanah Jawa, masih banyak orang-orang soleh, para kekasih Allah SWT yang setiap malam bermunajat kepada Allah SWT, ketika siang hari mereka selalu mengosongkan perutnya, menjaga lisan dan tangannya, juga menjaga matanya.

Ribuan ratusan ribu, jutaan santru sedang mendalami agama. Sebagian besar dari mereka sedang menghafal kitab suci dan mengamalkannya. Tidak pernah ikut-ikutan hiruk pikuk politik. Mereka setiap hari meminta agar negeri ini dijaga Allah SWT

Dalam setiap doanya, mereka meminta agar diselamatkan dari peperangan, perpecahan. Sehingga, siapa-pun orangnya, apapun partai politiknya,  jika ingin membuat Negara Indonesia kacau balau serta tidak aman, maka Allah SWT sendiri yang akan membongkarnya tanpa menyadarinya.

Terbukti, DI, TII, NII, serta PKI berusaha mencipatkan kerusuhan, lagi-lagi para ulama, santri terdepan melawan dan menjaga NKRI. Karena dalam kondisi aman, bisa beribadah dengan baik, khusuk, bisa belajar, juga bisa menjadikan negara makin maju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun