Ketika berada di tengah lapangan dia bermain professional dan menunjukkan prestasi ter-baiknya. Malam ini (27/05/2018), Salah akan membuktikan ke dunia bahwa dakwah itu bukan saja melalui mimbar dan majelis taklim. Kiprah nya di lapangan hijau juga menjadi bukti, bahwa menjadi pemain sepok bola juga bagian dari dakwah.
Prestasi demi prestasi yang ditorehkan itu merupakan bagian dakwah nyata kepada dunia. Liverpool menjadi Club yang mengangkat prestasinya, sehingga semua orang mengenalnya. Tua dan muda, anak-anak, pria dan wanita mengenalnya. Nanti malam, jutaan mata akan menyaksikan setiap geraknya selama 90 menit di lapangan hijau.
Nanti malam, agama-agama dan keyakinan dunia sementara waktu akan melupakan keyakinan masing-masing. Mereka akan melihat prestasi Salah di lapangan hijau. Capaian tertinggi di final Liga Champion akan menjadi bukti nyata, bahwa siapa-pun bisa berkontribusi. Jika tidak suka dengan agama Salah, maka lihatlah Salah sebagai seorang atlit yang benar-benar menjaga nilai-nilai agamanya.
Memang malam Liga Champion kali ini mempertemukan Real Madrid dan Liverpool, tetapi sejatinya banyak kalangan justru tertarik pada sosok Cristiano Ronaldo dan M Salah, sehingga menenggelamkan Madrid dan Liverpool. Siapapun yang menang, yang jelas olahraga mengajarkan bahwa hidup itu harus sportif, bukan diskriminatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H