Besholawat Kepada Rosulullah SAW
Seandainya Rosulullah SAW bukan dari bangsa Arab, mungkin orang muslim di seluruh penjuru dunia tidak akan memulyakan bangsa Arab. Kemulyaan bangsa Arab karena telah di utusnya Rosulullah SAW dari bangsa Arab. Rosulullah SAW di atas segala-galanya. Â Sebagaimana kedudukan seseorang ditentukan banyaknya bersholawat kepada baginda Rosulullah SAW. Rosulullah SAW paling dermawan, paling tinggi iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Nah, ketika orang menyebut nama Rosulullah SAW (bersholawat dan salam) kepadanya, berarti orang itu telah mengangkat dirinya. Ketika enggan bersholawat dan salam kepada baginda Rosulullah, sama dengan merendahkan dirinya. Karena Rosulullah SAW berkata "Sesungguhnya Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Al-Tirmidzi). Imam Al-Shakhowi menyebutkan "batasan minimal bersholawat dan salam kepada Rosulullah SAW 300-400 kali setiap hari".
Nah, ketika nama Rosulullah SAW di sebut, kewajiban bagi yang mendengarkan untuk menjawab " ". Begitulah pesan Rosulullah SAW, agar supaya kelak mendapatkan syafaatnya di hari kiamat. Jangan sekali-kali, menyingkat nama Rosulullah SAW dengan "" di samping tidak santun kepada Rosulullah SAW, juha adanya teks dari kitab "Mukoddimah Ibn Solah".
Birrul Walidain di Bulan Ramadhan
Sejauh mana seorang anak memberikan kebahagiaan terhadap ibunya, maka sejauh itu pula Allah SWT membahagiakan dirinya. Sejauh mana seorang anak memperhatikan kebutuhan sehari-hari orang tua, sejauh itu pula Allah SWT memperhatikan dirinya dalam urusan materi.
Seringkali orang itu biasa-biasa kecerdasannya, tetapi karena perhatian terhadap orangtuanya luar biasa, maka Allah-pun memperhatikannya lebih dari yang lain. Karena memang surga (kebahagiaan seorang anak) ada pada telapak kaki ibunya. Jadi, bahagia dan tidaknya seseorang itu tergantung bagaimana dirinya bersikap kepada kedua orangtuanya.
Setiap orang selalu memiliki pesoalan yang berbeda. Biasanya kesulitan demi kesulitan yang dihadapi seseorang itu tidak lepas dari sikap seseorang kepada kedua orangtuanya. Wajar sekali jika Rosulullah SAW berkata "celaka sekali bagi orang yang memiliki kedua orangtua yang lansia, atau salah satunya namun tidak menjadikannya masuk surga" (HR Al-Tirmidzi).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H