Setiap orang bisa memasukkan infaknya di kota amal tersebut, rupannya uang yang dimasukkan itu macam-macam. Ada mata uang dollar Amerika, sekhel Israel, dirham Yordania, real Arab Saudi, dan lain-lain. Apapun, jenis mata uangnya, para donatur bertujuan ingin ikut serta memakmurkan masjid Al-Aqsa.
Bukan saja ada kota amal, imam-imam Masjid Al-Aqsa juga menerima salam tempel (amplop) dari setiap orang yang datang dan menyalaminya. Saya sempat menyalami Syekh Yusuf dengan menempelkan duit, ternyata beliau juga berkenan menerimanya dengan baik dan senang hati. Bukan hanya sedekah kepada orang Islam, sedekah kepada orang-orang fakir miskin yang ada di sekitar Al-Quds (Yerusalem), pahalanya menjadi 500 kebaikan.
Berbeda dengan Masjidilharam dan Nabawi, di mana para Imam dan pengurusnya gajinya setinggi langit. Bahkan muadzin melebihi besarnya gaji seorang gelar profesor di Indonesia. Belum lagi gaji ngaji rutin dan mengajar di kampus Umm Al-Qura University. Jadi, imam-imam Masjidilharam dan Nabawi tidak menerima salam tempel (amplop).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H