Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Umar Ibn Al-Kahttab Menaklukkan Al-Quds Tanpa Perang dan Pedang

22 Maret 2018   16:25 Diperbarui: 22 Maret 2018   16:29 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari kedua (5/3/2018) di Yerusalem, programnya adalah sholat subuh berjamaah di Masjid Al-Aqsa. Dengan harapan, sholat di masjid Al-Aqsa mendapat pahala 500, sebagaimana sabda Rosulullah SAW. Bagi rombongan, kadang tidak pernah terbesit memikirkan pahala, sebab bisa sampai ditempat itu merupakan anugerah yang agung dari Allah SWT.

Nah, sudah menjadi tradisi jamaah haji dan umrah Indonesia, biasanya sebelum subuh sudah bangun untuk menunaikan sholat tahajud. Bahkan, ada juga usai tahajudan, di share kepada rekan-rekan lewat medsos. Ampun deh, kalau nemuin orang kaya begini. Pencitraan banget, wong tahajud dan tasbihan saja di share ke medsos.

Kadangkala, saat di Makkah, Madinah, Masjid Al-Aqsa sholat tahajudnya sangat rajin sekali, saking rajin nya, kadang bangunnya jam 12 malam, walaupun kadang di rumah sendiri bangunnya kesiangan. Sampai-sampai ada guyonan mengelikkan seputar niat sholat subuh kesiangan seperti "usolli fardos subhi rakataini mustaqbilal kiblati kawanan lillahti taala". Nah, kali ini semua jamaah tepat waktu, mereka pukul 03.00 sebelum subuh. Mereka sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Masjid Al-Aqsa, dengan harapan memperoleh berkah dari masjid suci ini.

Jangan membandingkan dengan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dimana jamaah masjid Al-Aqsa bisa dibilang sangat sedikit. Kira-kira 8 shoof. Itu-pun yang sholat berjamaah, sebagian besar adalah wisatawan muslim yang datang dari Turki, India, Pakistan, Indonesia, Malaysia. Ada juga sih, jamaah sekaligus wisatawan dari kawasan Timur Tengah, tetapi tidak banyak. Selebihnya sekitar dan warga Yerusalem sendiri.

Bag saya, membedakan antara wisatawan Arab dengan warga setempat sulit sekali. Sebagian besar dari warga Arab Palestina dan wisatawan sekitarnya memaki celana jeans dan jaket. Bisa dikatakan, orang yang memakai busana gamis (busana Arab), langka. Justru, yang gemar memakai gamis itu orang Indonesia, mereka lebih ke-arab araban dibandingkan dengan Arab Palestina sendiri.

Bisa pastikan, hanya Imam dan Muadzin Masjid Al-Aqsa yang memakai gamis dan jubah panjang, sekaligus menjadi lambang kebesaran seorang Imam. Selebihnya, bercelana jeansria. Merek, Adidas, Nike, merajai di Yerusalem. Saat melihat merek Adidas, Mr.Cheng Hoo langsung berkata "Adidas itu artinya  Ada Allah di dadaku", guyonan inspiratif.

Hampir semua pemuda Palestina, tua dan muda, pria dan wanita, bahkan anak-anak bangga dengan mereka di atas. Rupanya. Orang Arab, seperti; Arab Saudi, Mesir, Palestina dan sekitarnya, mereka di atas sangat digandrungi. Dalam hati-pun berkata "bagaimana mau memboikot ekonomi Yahudi, wong Arab sendiri paling demen memakai produknya".

Wong jekatnya saja, ada yang bertuliskan bahasa "Ibrani", bahasa resmi Israil. Itu-pun kadang dipakai saat sholat berjamaah di Masjid Al-Aqsa. Begitulah, kondisi masjid al-Aqsa. Bahkan, ada juga yang memasukkan infaq di dalam masjid Al-Aqsa menggunakan uang "sekhel" duit resmi Israil.

Adzan Subuh Bersautan

Ketika memasuki waktu subuh. Terdengarlah suara adzan dari Masjid Al-Aqsa yang begitu indah dan menyejukkan. Masjid-masjid sekitarnya, juga mengalunkan suara adzan. Rupanya, Israil juga tidak melarang lantunan adzan subuh. Terbukti, adzan subuh bersaut-sauatan. Bukan hanya adzan subuh, setiap waktu sholat selalu terdengar adzan, tetapi tidak semua masjid.

Sebelum pelaksanaan sholat subuh, ada bacaan tartil Al-Quran. Kalau  di Indonesia, biasanya di iringi dengan bacaan qiroaat dan tarhim. Hanya saja, suara adzan di Masjid Al-Aqsa, tidak sebanyak di Indonesia, karena jumlah masjid ratusan ribu. Mengakui atau tidak, umat islam di Yerusalem sangat tertekan, karena memang sedang dalam kondisi ter jajah.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Saat menunggu sholat subuah misalnya, saya menyaksikan sebagian besar jamaah yang usianya sudah tua sedang asik membaca Al-Quran di shof pertama. Jika di hitung, anak mudanya sangat sedikit sekali. Menariknya lagi, rupanya mereka tidak duduk bersila seperti warga Indonesia pada umumnya, tetapi suka duduk manis di atas kursi. Rupanya, duduk di atas kursi, sudah menjadi  tradisi ke-kinian di Arab, baik di Arab Saudi, Mesir, Yerusalem.

Bahkan, masjid-masjid di Cairo, kadang orang yang terlihat gagah dan perkasa-pun kadang lebih enjoy menunaikan sholat dengan duduk di atas kursi dari pada berdiri. Berbeda dengan muslim Nusantara, yang pada umumnya tetap berusaha berdiri walaupun sudah renta dan sakit. Bahkan, sakit asam urat-pun, tetap berusaha berdiri, kecuali sholat sunnah. Bagi orang sufi, mereka tidak akan memperbincangkan posisi sholat sambil duduk atau berdiri. Mau melaksanakan sholat saja itu sudah luar biasa, karena  dia berarti masih mengingat Allah SWT.

Mengintip Sholat Subuh di Aqsa?

Biasanya, jamaah haji dan umrah yang kurang picnic, setelah melaksanakan umrah dia kaget saat sholat di Masjid Al-haram dan Nabawi, tidak sama dengan sholat yang dilaksanakan di Indonesia pada umumnya, lalu mereka berkata kepada rekan-rekannya "ternyata di Makkah dan Madinah tidak ada qunut subuh, dan juga bacaan basmalah pada surat fatihahnya tidak keras, juga tidak ada wiridan".

Setelah berziarah ke Masjid Al-Aqsa, mereka akan semakin kaget berat, ternyata Imannya setiap subuh selalu qunut, walaupun pada surat Al-Fatihahnya tidak mengeraskan bacaan basmallah. Akan semakin kaget, ternyata sebagian besar penduduk Yerusalem itu beragama Yahudi, Islam dan Nasrani. Dan Masjid Al-Aqsa di kelilingi Gereja dan Sinagog (tempat ibadah agama Yahudi.

Nah, di sinilah pentingnya picnic literasi dan picnic religius. Orang akan bisa membedakan antara mazhab fikih, jika banyak ngaji, dan juga kana melihat realitas bahwa ternyata di Yerusalem itu tiga agama bisa hidup berdampingan tanpa harus ketakutan. Jadi, orang Indonesia kadang harus banyak belajar agar tidak menjadi muslim kagetan, sehingga gampang menyalahkan orang yang tidak sependapat dengan dirinya.

Qunut subuh di Masjid Al-Aqsa itu selalu mengajak agar menyatukan umat islam, serta berdaoa agar menghancurkan musuh-musuh islam. Di saat yang sama, sekeliling Masjid Al-Aqsa adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani. Jika di artikan dengan sederhana, orang-orang yahudi dan Nasrani adalah musuh-musuh islam. Tetapi, sejak berabad-abad, yaitu pada masa Rosulullah SAW, Khulafaurrorsidin, termasuk sahabat Umar Ibn Al-Khattab ra, memberikan kesempatan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Gereja-gereja tertua, dan Sinegog dan Masjid yang berdiri di Yerusalem, menjadi bukti nyata bahwa Islam, Yahudi, Nasrani tetap bisa rukun serta hidup berdampingan tanpa harus saling mencurigai masing-masing.

Bahkan, Umar Ibn Al-Khattab ra, pernah masuk Gereja tertua, dan dipersilahkan sholat di dalamnya oleh sang pendeta, tetapi Umar Ibn Al-Khattab ra lebih memilih sholat di tempat lain, agar supaya tidak di contoh kelak para pengikutnya. Dengan demikian, musuh islam itu adalah "menebar fitnah dan hoax, menebar permusuhan sesama umat manusia, serta merusak perjanjian".

Umar Ibn Al-Khattab ra, nenaklukkan Al-Quds, tanpa perang dan pedang, dan tidak ada tetesan darah. Umar Ibn Al-Khattab ra, juga membiarkan gereja itu tetap berdiri kokoh hingga sekarang. Juga, membiarkan orang Yahudi dan Nasrani tetap yakin dengan agama dan keyakinannya. Dan, mengajarkan umat islam akan pentingnya toleransi umat beragama, karena salah satu misi islam terbesar buka memaksa orang memeluk agama, tetapi adalah menciptakan dan menebarkan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun