Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

NU, Makin Hari Makin Seksi, dalam Negeri dan Luar Negeri

16 November 2017   15:48 Diperbarui: 16 November 2017   15:49 2985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, setiap Negara sudah ada Pengurus Cabang Istimewa Nahdhotul Ulama (PCINU), walaupun kadang kurang diperhatikan dari PBNU. Yang jelas, PCINU itu ada di Negara paling sekuler hingga negeri paling populer. Rusia, Prancis, Jerman, Belanda, Hongkong, Taiwan, Jepang, China, Australia, Mesir, Arab Saudi, Sudan, Afganistan, Pakistan, Libanon, USA. Semua warga NU, dimana-pun berada selalu menanamkan dan mengajak cinta tanah air. Juga membumikan islam NU-Santara yang santun dan ramah di dalam berdakwah, serta tawassut (moderat) dalam bersikap.

NU, bisa berdampingan dengan siapa-pun dan dimana-pun, selama mengajak dan mencintai tanah Indonesia. Berbeda madzhab sudah biasa, tetapi tetap menjaga nilai-nilai perbedaan, serta menjaga ke-utuhan NKRI yang berazaskan Pancasila.

Jika organisasi PCINU Sudan mendapat pengakuan Negara Sudan, bahkan pengurusnya juga ulama Sudan. Jadi, PCINU Sudan itu juga mendapat anggaran dari pemerintah Sudan. Jadi, jangan heran jika mahasiswa Indonesia yang belajar di Sudan, kadang mendapatkan kemudahan, bahkan kadang melaksanakan maulida nabi bersama-sama.  

Afganistan, negeri sejuta konflik, sekarang mulai menyadari kesalahannya. Mereka mulai belajar kepada NU, bagaimana mengemas perbedaan menjadi rahmat, bukan menjadi bencana dan petaka. Sekarang,  ulama Afganistan mendirikan Jamiyah yang bernama  Nahdlatul Ulama Afganistan (NUA)  terinspirasi dari Jamiyah NU  yang di dirikan oleh Syekh Al-Imam Muhammad Hasyim Asaary di Indonesia terus mengalami kemajuan, dengan ke-unikannya yang moderat. Sekarang NU Afganistan yang baru saja berdiri, kepengurusan sudah ada di 22 provinsi yang melibatkan lebih dari 6000 ulama berkebangsaan asli Afganistan. Ulama moderat Afganistan copy paste (mencangkok) NU dari Indonesia untuk mempercepat proses perdamaian di sana.

Sekarang, Arab Saudi sedang mulai menata kembali hubungan dengan NU yang telah mengajarkan anak bangsa cinta tanah airnya. Islam moderat yang di usung Arab Saudi sudah selaras dengan NU. Jadi, tidaklah aneh, jika kemudian imam Masjidil Haram, Masjid Nabawi, kembali seperti dulu. Dimana, para imam dan pengajar di Masjidil Haram itu banyak dari ulama NU-Santara, seperti; Syekh Abdul Hamid Ali Kudus, Syekh Nawawi Al-Bantani (Bantan), Syekh Al-Turmusi (Termas-Pacitan), Syekh Abdul Qodir Al-Mandili (Mandailing), Syekh Muhammad Yasin Al-Fadani (Padang). Mereka adalah ulama Nusantara yang moderat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun