Dukungan terhadap Prabowo,tidak harus ditunjukkan ngecam habis-habisan terhadap Jokowi dengan kata-kata yang tidak patut. Kalau bisa, tetap dekat dan merangkul erat Jokowi dan berbisik kepadanya, seperti bisikan Mantan Pengurus Muhammadiyah Buya Syafii Maarif. Lagi-lagi terlalu jujur dalam politik, sehingga sulit mendapatkan lagi dukungan publik dari kalangan alit.
Kali ini dua mantan pengurus Muhammadiyah, Amin Rais dan Buya Syafii Maarif berbeda pendapat dalam urusan politik. Amin Rais sangat terlihat bencinya kepada Jokowi, sementara Buya Syafii Maarif sangat mencintainya dan mendukung sikapnya. Buaya Syafii Maarif, sangat arif dan bijaksana dalam mengambil sikap politik. Amin Rais ngecam habis-habisan semua kebijakan Jokowi, sementara Buya Maarig merangkul, bahwa menjadi bagian pentin dari pemerintahan Jokowi.
Apa-pun yang keluar dari Jokowi, tidak ada baiknya, jika melihat dari kaca mata kebencian. Apa-pun yang keluar dari Probowo, semua menjadi baik,jika dilihat dari kaca cinta. Ketahuilah, sesungguhnya ketidak cocokan Amin Rois kepada Jokowi, karena urusan kalah dalam percaturan politik. Masak, tokoh reformasi kalah dengan Jokowi, lebih menyakitkan lagi, Jokowi itu tetangga sendiri.
Berbeda dengan Buya Syafii Maarif secara personal sangat dekat dengan Jokowi. Tujuan utamanya sebenarnya untuk kebaikan dan keutuhan bangsa Indonesia, khususnya bagi masyarakat Muhammadiyah di kalangan bawah. Lihat saja, Universitas Muhammadiyah Malang di datangi Jokowi pada bulan puasa kemaren, dan tokoh-tokoh Muhammadiyah bisa menjalin komunikasi melalui Buya Syafii Maarif. Jika bukan karena Buya Maarif, maka Muhammadiyah tidak akan bisa sedekat ini. Buya Syafii Maarif, tidak perduli dituduh menjadi PDI, pendukung setia Megawati. Toh, Amin Rais-pun juga pernah mesra dengan Megawati. Jadi, keduanya harus pernah sama-sama mesra politik dengan Megawati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H