Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sisi Lain Politik Jokowi dan Erdogan

25 Juli 2016   18:14 Diperbarui: 25 Juli 2016   18:20 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada dua kekuatan di Turkey, Fatuhullah Gullen dan Erdagon. Masing-mading memiliki pengikut setia. Keduanya adalah pengikut tasawuf juga. Jika dua kekuatan ini menyatu menjadi satu, akan mudah menerapkan syariah yang di dambakan semua insan. Ibarat NU dan MU, keduanya ibarat dua sayap garuda. Akan bisa terbang tinggi jika keduanya sehat dan saling bahu mebahu. Begitu juga dengan Erdagon dan Gullen. Turkey akan berkibar, akan menaklukkan semenanjung Eropa, jika Erdogan dan Gullen bekerja sama untuk kemaslahatan islam dan Turkey.

Ketika Erdogan semakkin kuat dengan banyak dukungkan, semakin kuat juga keinginannya untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Itu sudah menjadi tabiat politik. Sudah lebih dari sepuluh tahun Erdogan berkuasa. Sudah waktunya menyingkirkan lawan-lawan politiknya, begitulah kira-kira. Dengan demikian Erdagon akan lebih mudah berkuasa dan membuat kebijakan pokitik. Banyak alasan untuk menyinkirkan lawan politiknya untuk mengabadikan kekuasaanya. Dan itu sangat wajar dalam dunia politik dan kekuasaan.

Dulu, yazid Ibn Muawiyah membunuh Abdullah Ibn Zubair. Kemudian kepalanya digantung di Baitullah karena menghalang-halangi kekuasaanya. Kalau sudah cinta kekuasaan apapun akan dilakukan demi eksistensi sebuah kekuasaan itu. Sebuah tulisan menarik orang-orang Turkey yang akan disingkirkan Erdagon”orang akan tetep hidup walaupun tidak memiliki ayah, tetapi orang tidak akan bisa hidup jika memiliki tanah air”. Ribuan sekolah dan kampus akan di tutup, dan memecat orang-orang yang bersebarangan. Sementara Jokowi, merangkul orang-orang yang bersebrangan dengan dirinya.

Titik Temu antara Jokowi dan Erdogan ialah, keduanya terpilih menjadi Presiden dengan cara demokratis dalam pemilihan umum yang sah. Erdogan penganut muslim sunni yang dengan dengan kaum sufi (Toriqoh Naqsabandiyah), begitu juga dengan Jokowi yang dekat dengan kaum santri dan Kyai pesantren. Hanya saja, Jokowi itu di dekat dengan partai PDIP yang notabene parat abangan, sementara Erdogan dekat dengan partai islam. Tetapi, keduanya ambisi meraih kekuasaan dan mendapat dukungan rakyat.

Dan yang sangat menarik ialah. Baik, Jokowi maupun Erdogan, masing-masing masih memiliki seorang Ibu kandung. Keduanya juga sangat mencintai ibunya, bahkan setiap saat dan waktunya doa ibu menyertainya. Sering terlihat foto Jokowi sedang sungkeman.Sang Ibu mencium kening Jokowi. Yang demikian juga ditemukan pada foto Erdogan yang dicium dan dipeluk oleh ibu kandungnya. Teringat sebuah hadis Rosulullah SAW “surga itu terletak pada telapak kaki ibu”.Kesuksesan dan kebahagiban seseorang itu tergantung pada ridho kedua orangtuanya, karena ketika ibu meridhoi, Allah-pun ridho pada apa yang dilakukan sang putra tercinta. Semoga Turkey dan Indonesia tetap Jaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun