Mereka tidak usah sulit-sulit mencari duit. Karena Allah SWT sudah memberikan sumber penghasilan minyak yang melimpah ruah, yang tidak pernah diberikan kepada bangsa lain. Tidaklah aneh, jika mereka hidupnya hedonis dan berlebihan. Segala keindahan dan kelezatan duniawi dan surgawi sudah diperolehnya. Mobil mewah yang terbuat dari lempengan emas, memelihara puluhan hewan kesukaan, seperti; harimau, dan memiliki hoby membeli club sepak bola yang bergengsi. Ketika akan rekreasi, mereka sudah memiliki pesawat jet pribadi. Tidurnya juga di tempat yang super mewah dan serbah wah.
Ditemapt tidur, semua tersedia, mulai kepuasan birahi dan surgawi. Masalah duit, tidak perlu susah-susah, karena Allah SWT sudah menyediakan segalanya. Kenikmatan dan kelezatan mulut, perut dan juga bawah perut sudah terpenuhi. Teringat pada ayat Allah SWT yang artinya “Maka hendaklah mereka menyembah Rabb Pemilik Rumah ini ( Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (QS Qurais (106:3-4).
Allah SWT menegaskan bahwa yang memberikan makan (rejeki) dan juga yang menciptakan kestabilan politik, keamanan dan kenyamanan itu adalah Allah SWT. Jika seorang pemimpin dan juga rakyat telah mencapai puncak kenikmatan, kelezatan, dan prestasi, sementara mereka tetap sombong, bangga dengan prestasi yang dicapainya. Kemudian lupa bahwa itu semua dari Allah SWT. Maka, tunggulah saat-saat yang menakutkan, seperti; ketidak stabilan politik, ketakutan, kesulitan ekonomi, bahkan tidak mereka akan terusir dari negerinya sendiri.
Itulah ujian bagi mereka yang lalai, akan segala nikmat dan karuni Allah SWT yang begitu melimpah ruah kepada mereka. Rejeki yang melimpah, stabiltas politik yang aman dan nyaman, banyaknya prestasi, bukannya menjadikan makin bersyukur. Justru kadang membawa kufur politik, dan lupa bahwa semuanya itu dari Allah SWT. Selanjutnya, Allah SWT akan mengembalikan dalam kondisi semula, yaitu kesulitan ekonomi, ketidak stabilan politik, dan ketakutan. Sebuah ilustrasi dari hadis Rosulullah SAW, dimana seorang laki-laki yang sakit kulit bertahun-tahun. Bertahun-tahun berdoa agar diberikan kesembuhan.
Kemudian Allah SWT mengabulkan doanya. Allah SWT mengutus Malaikat dengan menyamar menjadi manusia untuk menemui laki-laki yang sedang sakit kulit itu. Lalu Malaikat itu bertanya “apa yang engkau inginkan wahai Fulan? Laki-laki itu yang menderita sakit kulit itu menjawab “saya ingin sembuh dari penyakit ini”. Maka Malaikat itu mengusap kulitnya, dan seketika itu sembuh. Laki Malaikat itu bertanya lagi “sekarang engkau pingin apa?. Laki-laki itu menjawab “saya ingin kaya”.
Kemudian Malaikat itu memberikan seekor onta yang sedang Bunting. Maka, laki-laki itu menjadi kaya raya dan kulitnya bagus dan mulus. Ketika menjadi orang kaya, dengan kondisi nayaman, enak dan ganteng, Allah SWT mengutus Malaikat untuk mengujinya. Malaikat itu-pun datang lagi dengan menyerupai orang yang amat miskin. Lalu berkata “wahai Bapak, tolonglah saya ini, saya orang miskin, dan sangat membutuhkan. Saya ingin meminta satu onta untuk keperluan saya”. Ketika mendengar keluhan orang miskin itu (Malaikat yang menyamar), maka lak-laki itu berkata “saya ini menjadi kaya dan sukses (prestasi), karena hasil kerja keras, kok enak sekali tiba-tiba kalian meminta satu onta dari saya”. Kalau minta sedikit uang tidak apa-apa, tetapi jangan sampai minta satu ekor onta”.
Rupanya laki-laki menolak, karena merasa keberhasilan dan prestasi itu buah dari kerja kerasnya. Lalu, Malaikat itu berdoa kepada Allah SWT” ya Allah kembalikan dia pada kondisi semula”. Akhirnya, laki-laki sakit lagi, dan semua ternaknya mati semua hingga tak tersisa sedikitpun. Maka, kembalilah pada kondisi sewaktu sakit kulit dan menderita..