Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingin‬ Mendapat Lailatul Qadar Tidak Harus I’tikaf

2 Juli 2016   09:50 Diperbarui: 2 Juli 2016   10:03 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rupanya, aktifitas berdiam diri dan membatasi interaksi dengan manusia dilestarikan oleh Rosulullah SAW ketika bermukim di Madinah. Nabi SAW menyibukkan dirinya dengan banyak beribadah, munajat kepada Allah SWT. Kali ini, Masjid menjadi tempat istimewa bagi Rosulullah SAW, karena memang masjid itu merupakan rumah Allah SWT.

Ramadhan-ramadhan sebelumnya, Rosulullah SAW banyak menggunakan waktunya untuk berjuang dan berjihad di jalan Allah SWT. Sebagian besar peperangan yang terjadi pada masa Rosulullah SAW, yaitu pada bulan Ramadhan. Ramadhan itu bulan untuk berjuang, bekerja, berkreasi untuk islam dan umat islam.
Nah untuk mendapatkan berkah Lailatul Qodar tidak harus I’tikaf sepuluh hari di Masjid. Mempersiapkan makanan dan minuman, berbagi makanan dan minuman kepada orang-orang yang istiqomah melaksanakan puasa dan I’tikaf pahalanya juga besar banget, seperti pahalanya orang yang sedang I’tikaf.

Sebagaimana Khodijah ra yang selalu setia memberikan bekal kepada suaminya ketika sedang berada di Goa Hira’. Apalagi, jika kaum muslimin yang tidak sempat beri’tikaf itu, memberikan jatah buka puasa dan sahur, bahkan menanggungnya selama sepuluh hari kepada mereka yang sedang I’tikaf. Maka, yang demikian itu sudah memperoleh pahalanya orang yang I’tikaf di Masjid.

Bisa jadi, orang-orang yang dermawan itu pahalanya jauh lebih besar. Dia telah meluangkan waktunya, juga membagikan makanan yang disukainya untuk orang-orang yang sedang berpuasa dan I’tikaf di Masjid. Bukankah Allah SWT berfirman “tidak akan memperoleh kebaikan (surga), sampai dia menginfakkan apa yang dicintainya”.

Jika dianalogikan dengan hadis Rosulullah SAW terkait dengan berbagi buka puasa yang artinya “Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. Al- Tirmidzi). Beruntung sekali orang yang dermawan pada bulan suci Ramadhan, walaupun tidak I'tikaf tetap saja mendapatkan berkahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun