Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hakekat Sebuah Cinta Sufisme

22 April 2016   16:38 Diperbarui: 2 Mei 2016   18:17 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

1.      Siapa yang mengaku cinta surga-Nya, tetapi tidak taat kepada-Nya, maka dia termasuk pendusta.

2.      Barangsiapa yang mengaku cinta kepada Rosulullah SAW tetapi tidak cinta terhadap ulama dan orang-orang fakir, maka ia termasuk pendusta.

3.      Barangsiapa mengaku takut masuk neraka tetapi tidak meninggalkan maksiat (larangan-Nya), maka ia termasuk pendusta.

4.      Barangsiapa mengaku cinta kepada Allah SWT, tetapi selalu berkeluh kesah ketika mendapatkan ujian, maka ia termasuk pendusta.

 

Suatu ketika,  sebelum ajal menjempu, Rosulullah SAW mengumpukan sahabat-sahabatnya dan berkata kepada mereka “siapakah orang yang pernah saya sakiti”. Tiba-tiba seorang laki-laki mengangat telunjuknya, dan berkata “saya wahai Rosulullah SAW”.  Mendengar ucapan itu, Umar  Ibn Al-Khattab ra sangat geram terhadap laki-laki tersebut.

 Laki-laki itu tidak perduli, walaupun dianggap tidak santun kepada Rosulullah SAW. Kemudian laki-laki itu mengatakan “bukalah bajumu wahai Rosulullah SAW, karena waktu itu kulitku terkena cambukmu (kayu). Kemudian Nabi SAW membuka bajunya. Tidak disangka, tiba-tiba laki-laki mendekat dan memeluk tubuh Rosulullah SAW. Lalu berkata lembut sambil meneteskan air mata “saya hanya ingin kulit ini bersentuhan dengan kulitmu wahai Rosulullah SAW”. Itu cinta seorang sahabat terhadap junjungannya. Karena kulit Rosulullah SAW, begitu lembut dan seperti kulitnya ahli surga. Siapa yang pernah bersentuhan dengan kulit mulianya, seoalah-olah mendapatkan separuh dari surga Allah SWT.

Masih membincangkan masalah cinta, Allah SWT pernah berfirman “”katakanlah:”Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang. Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (QS. Ali Imran (3:31-32).

Sejauh mana seseorang mencintai Rosulullah SAW dan mengikutinya dengan penuh cinta, maka sejauh itu pula Allah SWT mencintainya, dan memberikan maaf atas kesalahan hamba-hamba-Nya. Rosulullah SAW mengenali orang-orang yang mencintai dirinya, dan sering menyebut-nyebut namanya dengan banyak sholawat dan salam atas dirinya. Semakin banyak bersholawat dan salam atas Rosulullah SAW, akan semakin dikenali dan dicintai oleh Rosulullah SAW.

Seorang sahabat dari desa bertanya kepada Rosulullah SAW”Kapan datangnya hari qiamat? Nabi Muhammad SAW menjawab “apakah yang sudah engkau persiapkan diri” laki-laki itu menjawab “ tidak wahai Rosulullah”. Sesungguhnya aku hanya mencintai Allah SWT dan Rosulullah SAW”. Kemuduan Rosulullah SAW menjawab dengan singkat “engkau kelak bersama dengan orang engaku cintai”. Cinta kepada Nabi SAW, akan membuat seseorang banyak bersholawat, dan mengikuti sunnahnya, dan tidak akan sedikit-pun berkata-kata kasar, kotor, apalagi menyesatkan dan mengakafirkan sesama muslim.

Seorang wanita yang tekenal dengan nama “Rabiah Al-Adawiyah” adalah orang yang sufi yang mengutarkan hakekat cinta kepada Allah SWT.  Rabiah Al-Adawiyah adalah sosok wanita yang benar-benar mengedepankan cinta Allah SWT di atas segala-galanya. Sampai-sampai Rabiah Al-Adawiyah berkata “ Ya Allah, Tuhaku jika aku beribadah kepada-Mu karena takut siksaan neraka, maka bakarlah diriku di dalam panasanya api neraka itu. Ya Allah…jika aku beribadah kepada-Mu karena mengharap surga-Mu, maka jauhkanlah aku dari sorga-Mu. Aku beribadah kepada-Mu, karena Engkaulah yang wajib dan layak disembah, maka jangan sembunyikan keindahan Wajah-Mu”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun