Mohon tunggu...
Tagor Silalahi
Tagor Silalahi Mohon Tunggu... PNS -

Hanya orang biasa yang tidak punya kelebihan apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Danau Toba Tidak Angker, Tetapi Sakral

5 September 2018   22:20 Diperbarui: 5 September 2018   22:37 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sakral (Keramat) vs Seram (Angker).

Sakral atau keramat diartikan sebagai keadaan suci dan dapat mengadakan sesuatu di luar kemampuan manusia biasa karena ketakwaannya kepada Tuhan (tentang orang yang bertakwa).

Suci dan bertuah yang dapat memberikan efek magis dan psikologis kepada pihak lain (tentang barang atau tempat suci).

Sedangkan Seram antau Angker artinya tampak seram dan tidak semua orang dapat menjamahnya karena dianggap berhantu dan menyeramkan.

Kejadian atau tragedi yang terjadi akhir-akhir ini di Danau Toba menimbulkan tafsir yang dikotom antara sakral dan angker.

Perlu kita ketahui bersama, bahwa pada zaman dahulu atau era para Leluhur kita (Batak), telah ada sistem kepercayaan yang dianut yang disebut Ugamo Malim (Parmalim) atau Mulajadi.

Bahkan masih banyak masyarakat penganut kepercayaan itu sampai saat ini di seputaran Danau Toba.

Paham kepercayaan kepada Debata Si Tolu Sada (Debata Tri Tunggal) atau Debata Mulajadi Na Bolon yang menaungi 3 benua (Banua). Benua Atas (Banua Ginjang), Benua Tengah (Banua Tonga) dan Benua Bawah (Banua Toru).

Perwujudan Debata Sitolu Sada terdiri dari :

Debata Batara Guru yang menaungi Benua Atas;

Asal-muasal kebijaksaan, hukum pradilan, hukum kerajaan, pengetahuan dan kemampuan untuk mengontrol takdir serta nasib umat manusia.

Debata Mangalabulan yang menanungi benua tengah;

Asal mula pangurason (perilaku yang suci), parsuksion (pensucian), haiason (kebersihan), parsolamon (perilaku yang suci), dan hamalimon (kesalehan).

Tuan Pane Nabolon atau Debata Asiasi menanungi benua bawah;

Sebagai sumber berkat dan kasih melalui oknum perantara (roh leluhur, roh penghuni suatu tempat).

Cobalah untuk menggali (bukan untuk dianut bagi yang fobia terhadap paham/aliran kepercayaan). Minimal hanya sekedar memperbanyak pemahaman tentang leluhur dan tanah leluhur (termasuk Danau Toba).

Apalagi yang pada akhirnya memaknai/memahami setiap tragedi di Danau Toba sebagai akibat dari ngamuknya penghuni tempat tersebut. Dan pemikiran yang paling ektrim adalah ketika berkata, Danau Toba meminta tumbal yang akhirnya menimbulkan pemikiran bahwa Danau Toba itu Angker.

Lebih tepat jika Danau Toba disebut sakral apabila kita memaknai dengan hati yang jernih dan flashback budaya para leluhur jaman dahulu.

Dan Ingat!!

Pada hakikatnya Kematian adalah kepastian; Kematian akan datang kepada siapapun, tanpa mengenal status sosial, maupun pangkat. Baik raja maupun rakyat, tua-muda, miskin-kaya, semua akan mati;

Kematian tidak dapat dihalangi oleh apapun. Jika ajal sudah datang, dimanapun, kapanpun tidak ada daya dan upaya untuk menghindar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun