Kisah kematian tokoh terkenal Rev. Marthin Luther King, Jr, yang tragis terjadi ketika ia ditembak oleh seorang penembak jitu yang merupakan ekstrimis pengagum superioritas ras kulit putih. Ini terjadi saat King sedang berada di sebuah penginapan di Kota Memphis, Tennessee, pada 4 April 1968.
Berkat jasa perjuangannya yang luar biasa dalam menegakan persamaan hak berbagai ras, Pemerintah AS kemudian menetapkan tanggal 15 Januari yang merupakan hari kelahirannya pada tahun 1929 di Atlanta, Georgia, sebagai Hari Marthen Luther King, Jr. Atau sering disebut oleh rakyat AS sebagai "MLK Day".
Dalam sejarah AS modern, King dikenal sebagai pejuang hak-hak sipil yang dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian pada 1963. Tanggal kelahirannya diperingati sebagai hari libur nasional. Moment libur itu akan diperingati oleh ribuan warga Atlanta dan sekitarnya yang datang untuk berziarah di kompleks makan King.
Kembali ke soal rencana kami untuk melewatkan malam pergantian tahun di pusat Kota Atlanta. Hujan rintik-rintik yang semakin deras disertai guntur dan pijaran kilat berakar di langit malam yang pekat membuat rencana kami batal!
Hujan deras yang mengguyur, juga membuat kami tidak bisa pergi ke gereja komunitas orang Tionghoa-Indonesia di sudut kota untuk mengikuti ibadah pergantian tahun 31 Desember 2016. Apalah daya, saya hanya bisa pasrah dengan takdir alam ini.
Ketika menjelang menit-menit pergantian malam tahun dari 31 Desember 2016 ke 1 Januari 2017, kami berempat hanya bisa terbaring kedingan dalam "sleeping bag"di atas kasur yang empuk. Hujan deras yang mengguyur membuat kami baru sadar dan terbangun untuk memanjatkan doa kunci tahun setelah waktu setempat menunjukan pukul 11:50 waktu Atlanta.
Selepas kami masing-masing berkontemplasi dalam doa dengan khusuk, akhir dari itu kami pun berjabat tangan dan saling berpelukan satu sama lain sebagai saudara di negara rantau. Ada rasa syukur yang tercermin lewat senyum yang mengembang di wajah masing-masing.
Tapi dalam suasana pergantian tahun seperti ini, saya bisa pahami bahwa ada pergulatan batin dan rasa sedih yang mendalam. Sebab kami adalah para perantau yang merindukan bisa berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara nun jauh di tanah air.
Rasanya saya ingin menangis saja bersama gemuruh hujan deras yang terus mengguyur tanpa merasa iba. Melewatkan detik-detik pergantian tahun di tanah rantau memang menyiksa batin!
Tapi syukur, TUHAN masih memelihara dan mengijinkan kami memasuki tahun baru 1 Januari 2017 di Atlanta, Georgia, kota tempat kelahiran dan tempat Rev. Marthin Luther King, Jr memulai gerakan anti politik aparteid di Amerika Serikat. Selamat Tahun Baru ! (Julian Howay)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H