Mohon tunggu...
Julian Haganah Howay
Julian Haganah Howay Mohon Tunggu... Freelancer - Journalist and Freelance Writer

Journalist, freelance writer and backpacker. "Menulis untuk pencerahan, pencerdasan dan perubahan.."

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memori Arfak Festival Yang Pertama

8 Februari 2016   22:30 Diperbarui: 9 Februari 2016   14:38 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya lalu mengikuti perempuan ini menuju barak penampungan mereka. Di sana ada sebuah mobil strada sedang terpakir menunggu barang-barang dinaikan. Saya diberitahu bahwa rombongan yang mobilnya akan saya tumpangi merupakan para pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat.

Mereka juga ikut berpartisipasi dalam event Arfak Festival, namun memilih pulang lebih awal sebelum event ini ditutup. Sopir menyuruh saya duduk di bagian dalam mobil, tapi saya lebih memilih duduk di bagian belakang luar agar bisa memotret pemandangan sepuasnya selama perjalanan pulang. Saya menaruh tas ransel bersama barang titipan lain milik seorang anggota brimob yang bertugas di Anggi. Barang-barang itu ditutupi terpal agar tidak terkena hujan.

Sopir menghidupkan mesin mobil dan kami akhirnya bergerak pulang di hari itu, Sabtu 14 November 2015, pukul 10 pagi. Saya sendirian duduk di belakang mobil sambil memegang camera. Kali ini saya tidak perlu bersusah-susah duduk di belakang mobil seperti saat perjalanan ke Anggi. Sebab rombongan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua Barat yang mobil mereka saya tumpangi dari Manokwari sudah bergerak pulang. Mereka bergerak sejam lebih awal dari kami di hari yang sama.

Setelah mobil kami berpacu meninggalkan Anggi dalam jarak beberapa kilometer, seorang penumpang sempat memberhentikan mobil kami di tengah jalan untuk menumpang ke Warmare. Penumpang ini menemani saya duduk di belakang mobil bersama barang-barang lain. Dalam perjalanan selanjutnya mobil kami juga berhenti untuk mengangkut seorang perempuan Arfak di kampung Minyambouw. Dia membawa dua karung muatan penuh sayur kol yang akan di jual di Manokwari. Perempuan ini tampak senang karena bisa mendapat tumpangan.

Kami bertiga duduk di belakang saat mobil melaju menuruni kawasan Pegunungan Arfak yang terjal. Hujan sempat menguyur kawasan ini sehingga membuat kami yang duduk di belakang kerepotan. Untung ada terpal yang disediakan sopir sebagai pengaman terpaan hujan. Dalam suasana kedinginan dan sedikit gemetaran karena kehujanan, mobil kami terus melaju hingga sampai di Warmare. Disini kami menurunkan seorang penumpang yang berencana melanjutkan perjalanan ke tempat lain.

Selanjutnya mobil kami terus bergerak hingga tiba di Kota Manokwari pada siang hari menjelang sore. Sopir kemudian menurunkan semua penumpang di tempat tujuan masing-masing. Pada malam hari sebelum melepaskan lelah di tempat tidur, saya merenungkan perjalanan selama tiga hari di Anggi Pegunungan Arfak dengan penuh rasa syukur. Berharap kelak akan kembali. (Julian Howay)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun