Jika si anak kemudian melanggar janjinya, maka orang tua harus bertahan. Abaikan rasa malu atas reaksi orang-orang yang melihat. Abaikan rasa kasihan pada anak yang menangis, karena itu untuk kebaikan mereka sendiri. Untuk selanjutnya anak-anak akan belajar agar konsisten pada ucapan, dan bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan.
9. Anak Tidak Bersyukur
Tiga kata sakti; terima kasih, tolong, dan maaf, adalah kata yang harus terbiasa kita ucapkan. Ketika anak-anak menerima sebuah kebaikan lalu tidak mengucapkan terima kasih pada yang memberi, orang tua harus waspada, sebab ini berkaitan erat dengan karakter yang akan mereka bawa hingga dewasa.
Apalagi jika anak tidak menghargai pemberian orang lain, alih-alih berterima kasih, ia justru cemberut karena yang ia terima tidak sesuai dengan harapan. Bukan sekadar sopan santun, tapi tindakan tidak bersyukur itu karena mereka tidak mengerti bahwa sesuatu butuh diupayakan.
Orang tua wajib memberi pengertian pada anak, bahwa untuk memberi sesuatu, seseorang harus mengeluarkan tenaga dan biaya, jadi patut dihargai. Tak hanya soal penghargaan, orang tua pun wajib mengasah empati anak terhadap orang lain.
10. Terlalu Banyak Bicara
Jika anak tak henti-hentinya bicara, bisa jadi ia tengah mengoptimalkan waktu yang ia punya bersama orang tua. Ingat-ingat, apakah selama ini orang tua jarang mendengarkan ucapannya, sehingga ia perlu memuntahkan semua cerita itu sekarang?
Yup, anak yang banyak bicara umumnya sedang mencari perhatian. Jadi sebelum ia sibuk mengejar momen, mengalahlah demi kebaikan mereka. Sempatkan diri untuk bermain bersama anak, entah membaca bersama, nonton, atau sekadar ngobrol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H