Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenali 10 Tanda Seseorang Mengidap Narsisisme, Cek Yuk!

8 Agustus 2021   14:59 Diperbarui: 10 Agustus 2021   09:00 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sering mendengar istilah narsis, bahkan dijadikan bahan candaan yang kira-kira diartikan sebagai "kepedean". Narsis lu!

Padahal setelah dicari di KBBI, narsis artinya malah "tumbuhan berbunga putih, krem, atau kuning, terdapat di daerah subtropis". Yup, narsis adalah nama bunga.

Ternyata kata yang baku adalah narsistik, bukan narsis. Yakni "kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri yang ditandai dengan adanya sikap arogan, percaya diri, dan egois". 

Maka, menurut kamus sendiri, setidaknya ada tiga ciri utama seseorang dikatakan mengalami narsisisme (keadaan mencintai diri sendiri secara berlebihan).

Kujabarkan versi yang lebih luas, ya! Diambil dari Health, inilah 10 tanda bahwa kita sedang mengidap narsisisme.

1. Suka Menjadi Pusat Perhatian

Alhamdulillah, sebagai introvert, aku selamat di poin ini. Menurut psikoterapis yang juga penulis The Narcissist You Know, Joseph Burgo, PhD, orang narsistik merasa terdorong untuk berbicara tentang diri mereka sendiri, dan cenderung melebih-lebihkan apa yang sudah mereka capai. 

Tujuannya jelas, agar orang terkesan dan ia jadi pusat perhatian.

Baca juga: Mirip Narsisme, Ini Ciri-ciri Psikopat

2. Suka Menasihati Tanpa Diminta

Benarlah bahwa diam itu emas. Sebab seorang narsistik sering kebablasan, terutama jika topik obrolan memang sesuai dengan bidang yang ia pahami. 

Kita mungkin sering bertemu orang yang membuat kita menyesal sudah ngobrol dengan dia, karena ybs memberi saran yang tidak dibutuhkan, kemudian ngalor ngidul membahas hal-hal yang makin jauh dari topik awal, tapi selalu tentang dirinya.

3. Menuntut Perlakuan Khusus

Hidup adalah proses. Tapi seseorang dengan narsisisme ingin dunia melayaninya. Ia tidak suka antre, mematuhi aturan sederhana, dan tak ingin ditolak. "Apa pun kebutuhan seorang narsistik, harus dipenuhi sekarang!" kata terapis pernikahan dan keluarga, Karyl McBride, PhD.

4. Ambisius

Seseorang harus punya ambisi, itu ibarat pedal gas dalam hidupnya. Tapi ambisius punya makna yang lebih dari sekadar berhasrat. Seorang narsistik punya asumsi bahwa ia lahir sebagai seseorang yang istimewa sehingga layak mendapatkan hal yang istimewa pula.

Jadi karena keistimewaannya, si narsistik selalu berambisi untuk berada di tingkat tertinggi dalam sebuah posisi. Ia yakin ia layak, apa pun caranya. 

Mereka sangat terobsesi dengan status yang menunjukkan posisi penting dan lebih tinggi dari orang lain, serta menganggap remeh orang-orang di luar itu.

5. Mengistimewakan Orang untuk Mendapatkan Perlakuan yang Sama

Karena menganggap diistimewakan itu selalu baik, orang narsistik akan memperlakukan orang yang ia butuhkan dengan sangat istimewa. 

Pada dasarnya mereka melakukannya tanpa ketulusan, karena berharap mendapatkan perlakuan yang sama. Sementara orang-orang dengan narsisisme sangat antikritik, sehingga jika perlakuannya dianggap kurang tepat, ia akan segera berubah 180 derajat.

Baca juga: Waspadai Suami yang Suka Memanfaatkan Istri

6. Kompetitif

Sekarang zamannya kolaborasi, tapi mereka yang narsistik masih berkubang dalam kompetisi, meski orang lain tidak menganggapnya sebagai saingan. 

Dorongan kompulsif untuk menjadi yang nomor satu membuat orang narsistik sulit merayakan keberhasilan orang lain, teman dekatnya sekalipun.

7. Kesumat

Karena antikritik, orang narsistik sulit menoleransi sekecil apa pun penghinaan yang ia terima. Meski itu sekadar masukan, ia kadung menganggap itu sebagai tindakan meremehkan dirinya. 

Alhasil, mereka terbiasa menyimpan dendam dan berusaha membalas, sekaligus menjaga citra diri ideal di hadapan siapa saja.

8. Tak Pernah Merasa Bersalah

Alih-alih meminta maaf, seorang narsistik lebih suka mencari kambing hitam daripada mengakui kesalahan. Di dalam kepala mereka, selalu ada pemenang dan pecundang. Sehingga mereka selalu berusaha jadi pemenang. Bagi mereka, mengalah berarti kalah.

9. Memanfaatkan Orang Lain

Orang narsistik selalu ingin diperhatikan dan diperlakukan dengan amat baik, namun tidak bisa melakukan hal yang sama pada orang lain. 

Menurut Karyl McBride, itu karena mereka kurang memiliki empati. Parahnya lagi, mereka justru kerap memanfaatkan orang lain, alih-alih tersentuh oleh kebaikan orang tersebut.

10. Kecanduan

Banyak orang narsistik yang tak mendapatkan apa yang mereka inginkan, kemudian beralih ke narkoba. Bersama obat-obatan terlarang itu, mereka mendapatkan perasaan yang luar biasa. 

Sebaliknya, ketika reaksi obat telah hilang, mereka mendadak mengalami rasa rendah diri yang tak tertahankan. Pada akhirnya, narsisisme yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan seseorang menjadi pencandu narkoba.

Ternyata narsistik tidak sereceh kedengarannya, kan. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya. Tapi manusia diciptakan sebagai makhluk dinamis, semua orang bisa berubah. Asal mau!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun