Benarlah bahwa diam itu emas. Sebab seorang narsistik sering kebablasan, terutama jika topik obrolan memang sesuai dengan bidang yang ia pahami.Â
Kita mungkin sering bertemu orang yang membuat kita menyesal sudah ngobrol dengan dia, karena ybs memberi saran yang tidak dibutuhkan, kemudian ngalor ngidul membahas hal-hal yang makin jauh dari topik awal, tapi selalu tentang dirinya.
3. Menuntut Perlakuan Khusus
Hidup adalah proses. Tapi seseorang dengan narsisisme ingin dunia melayaninya. Ia tidak suka antre, mematuhi aturan sederhana, dan tak ingin ditolak. "Apa pun kebutuhan seorang narsistik, harus dipenuhi sekarang!" kata terapis pernikahan dan keluarga, Karyl McBride, PhD.
4. Ambisius
Seseorang harus punya ambisi, itu ibarat pedal gas dalam hidupnya. Tapi ambisius punya makna yang lebih dari sekadar berhasrat. Seorang narsistik punya asumsi bahwa ia lahir sebagai seseorang yang istimewa sehingga layak mendapatkan hal yang istimewa pula.
Jadi karena keistimewaannya, si narsistik selalu berambisi untuk berada di tingkat tertinggi dalam sebuah posisi. Ia yakin ia layak, apa pun caranya.Â
Mereka sangat terobsesi dengan status yang menunjukkan posisi penting dan lebih tinggi dari orang lain, serta menganggap remeh orang-orang di luar itu.
5. Mengistimewakan Orang untuk Mendapatkan Perlakuan yang Sama
Karena menganggap diistimewakan itu selalu baik, orang narsistik akan memperlakukan orang yang ia butuhkan dengan sangat istimewa.Â
Pada dasarnya mereka melakukannya tanpa ketulusan, karena berharap mendapatkan perlakuan yang sama. Sementara orang-orang dengan narsisisme sangat antikritik, sehingga jika perlakuannya dianggap kurang tepat, ia akan segera berubah 180 derajat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!