Beberapa anggota grup kerap membagi file pdf di WAG. Ada novel, buku nonfiksi best seller, dll. Kupikir semua anggota senang, sama sepertiku. Dan karena grupnya tergolong grup kaum literat, sangkaku tentulah yang dibagi adalah buku-buku elektronik legal.
Salah seorang anggota hampir setiap hari membagi koran, tabloid, dan majalah elektronik. Mantap kan, tak perlu langganan. Sampai kemudian, seorang anggota lain yang ternyata adalah kontributor dari salah satu koran yang dibagikan, mengkritisi "perbuatan baik" anggota tadi.
Mereka kemudian adu argumentasi, masing-masing mengeluarkan dalil sebagai rujukan. Dari logika sederhana hingga undang-undang yang berlaku.Â
Sebagai yang suka gratisan, aku senang-senang saja mendapat kiriman ebook bagus. Namun beberapa poin yang diungkap si kontributor ada benarnya juga.
Tapi ... karena ia baru berani mengkritisi setelah putus kerja sama dengan si pembagi ebook (hal yang kuketahui di luar grup), jadi kuanggap itu bukan perbuatan berani. Pahlawan ketiduran. Baru bangun ketika proyek usai.
Sampai aku mengetik artikel ini, aku bahkan belum bisa menyimpulkan, siapa yang benar di antara mereka. Yang pasti kalau mau aman, ya baca dari yang jelas-jelas legal ajalah. Berikut lima aplikasi untuk kamu baca ebook tanpa khawatir melanggar hak penulis dan penerbit!
Baca juga: Rahasia Pojok Baca SuksesÂ
1. iPusnas
Keterlaluan kalau kamu masih belum kenal iPusnas. Aplikasi keluaran Perpustakaan Nasional ini memiliki koleksi buku elektronik yang luar biasa banyak, yang bisa kamu akses tanpa biaya sepeser pun.
Selain iPusnas, masih ada aplikasi sejenis yang dibuat oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah dari berbagai provinsi. Begitu banyak buku legal yang bisa diakses, kamu gak akan kepikiran lagi untuk unduh ebook bajakan dari situs-situs gak jelas.
2. Eperpusdikbud
Dibanding iPusnas, anakku lebih suka aplikasi baca milik Kemdikbud ini. Sebab buku-buku keluaran Gramedia yang umumnya lebih menarik, bisa diakses di sini. Banyak buku anak yang ada di Eperpusdikbud tidak ditemukan di iPusnas.
