Tapi mungkin memang bukan tugas mereka kali ya, mengingatkan jadwal kedatangan. Alhasil ketika kurir datang, kerap kali tidak tersedia uang pas. Lebih parah lagi, jika yang memesan tidak berada di rumah. Yang di rumah jadi ketempuan utang.
Atau ketika rumah kosong, dan kurir terpaksa membawa lagi barangnya. Kasihan kan? Malah aku pernah baca di Quora, seorang buyer dengan entengnya membatalkan pembelian karena saat barang tiba, ia sedang tak punya uang. Lebaran gini, apa dia ingat untuk minta maaf ke pedagang? Iya kalau dimaafin.
Baca juga: Barang-barang Gaje yang Tersedia di Olshop
3. Di marketplace tertentu, ongkir jadi lebih mahal.
Mungkin karena ada biaya penanganan atau yang semisalnya, sehingga total harga beli barang dengan COD lebih mahal daripada transfer bank maupun dengan rekening virtual. Aku tak tau alasan pastinya, sebab ada pula marketplace yang tidak membedakan biaya ongkir, tapi tidak bisa memilih kurir.
Apa pun metode bayar yang kamu pilih, tetaplah pada pilihanmu. Aku cuma nulis untuk berbagi cerita, tidak untuk menginspirasi siapa pun. Toh aku gak punya toko online di marketplace mana pun. Juga tidak hendak membagi kode produk atau kode referal.
Belanja itu, paling enak jalan kaki sambil berjemur. Belanja di pasar tradisional, tapi pake mindset swalayan. Nggak usah nawar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H