Jadi kalau orangtua tidak pernah "mencuri" uang si anak, pede aja katakan bahwa niatnya cuma untuk memastikan uang itu aman. Kalau memang belum pernah dicurangi, mereka akan menyerahkannya kok!
2. Memberi Contoh Adab yang Baik
Kita pasti suka jika pendapat kita dihargai, harta kita dijaga (tidak diganggu), begitu pula anak-anak. Sebelum berpanjang-panjang tausiah, lebih baik beri mereka teladan.
Kalaupun memang kita membutuhkan uang yang ada pada mereka, ajak mereka diskusi, minta baik-baik. Gunakan uang tersebut atas sepengetahuan mereka. Percaya deh, aslinya anak-anak itu nggak pelit! Mereka justru suka jika bisa membantu orangtuanya.
Baca juga: THR untuk Beli Pistol!
3. Bukti Ketulusan
Apa rasanya jika uang yang kamu titipkan pada orang yang kamu percayai tahu-tahu habis tanpa sepengetahuanmu? Pasti bikin sakit hati. Lebih menyakitkan lagi ketika yang mengkhianati kepercayaan itu merasa perbuatannya benar, lalu kasih alasan, "Bajumu dari mana, makanmu dari mana?"
Kalau anak-anak bisa memilih dilahirkan dari keluarga mana, mungkin mereka nggak pilih kita. Ngapain milih orangtua korup!
Janganlah sekali-kali menyebut apa yang sudah kita beri pada anak. Sebab semua itu adalah kewajiban yang tidak mereka tuntut, melainkan dibebankan oleh yang menitipkan mereka pada kita.
Allah mewajibkan kita memberi anak-anak makan, tapi Allah memberi kita rezeki. Allah mewajibkan kita mendidik anak, karena kita diberi akal, dst.
Setiap orangtua hampir pasti mencintai anak-anaknya. Anak-anak bisa merasakan itu tanpa kita umbar apa yang pernah kita korbankan. Menyebut-nyebut pemberian ketika anak-anak menolak memberi atau menanyakan uang yang mereka titipkan, justru mencederai keyakinan bahwa mereka dicintai orangtua dengan tulus.
Bukan berarti orangtua membebaskan anak membelanjakan uang mereka sesuka hati. Itu bukan cinta, tapi nggak peduli. Kita cukup mengarahkan agar anak-anak memanfaatkan uang yang mereka punya untuk hal-hal yang bermanfaat.