Pulang kondangan, aku mampir ke rumah teman. Lagi-lagi dia yang dulu memaksaku berobat malaria, dan menyuruh ke dokter saat hendak melahirkan si sulung. Temanku ternyata itu-itu saja, kasian!
"Aku tiap kondangan baru sadar, kalau umur sudah dua lima tapi belum nikah," kataku.
"Jadi belum kebayang nak nikahlah?" tanyanya.
"Teringat pun ndak. Makanya kubilang, setiap kondangan baru sadar. Oh iya, belum nikah."
"Jadi dak pernah doa minta jodoh?"
Aku menggeleng.
Baca juga: Tetap Bahagia Walau THR Seiprit
"Parah awak ni! Orang berdoa be belum tentu dapat, apolagi idak! Kagek sampe rumah, shalat, minta!"
Dia itu anak bungsu dari banyak saudara. Kutebak, dia dulu pengin punya adik, sama sepertiku. Dan karena usiaku satu atau dua tahun di bawahnya, mungkin itu yang membuatnya begitu perhatian.
Dulu senior di pengajian pernah bilang, "Akhwat kalau sudah umur dua lima, biasanya mulai gundah mikirin nikah."
Ternyata aku nggak. Dan teman yang bukan guru ngaji, bahkan cuma sehobi haha hihi itu justru berhasil memengaruhiku untuk mulai memikirkan jodoh.