Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Aplikasi Favorit Mamak Saat Rebahan

24 April 2021   07:55 Diperbarui: 24 April 2021   07:57 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ditanya, apa aplikasi favoritmu mengisi waktu ngabuburit? Agak bingung jawabnya. Aplikasi favorit ada, tapi fungsinya bukan untuk mengisi waktu menunggu buka, melainkan teman waktu meluruskan pinggang.

Berdasarkan Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat "ngalantung ngadagoan burit". Kalimat "ngalantung ngadagoan burit" berarti bersantai sambil menunggu waktu sore. Sebab, ngabuburit memiliki kata dasar "burit" yang memiliki arti sore hari (kompas.com).

Yang namanya emak-emak, jangankan santuy nunggu buka. Sedang haid pun, bangun sahur lebih dulu dari yang puasa. Mangkel? Nggak juga. Tugas rumah tangga tetap dibagi-bagi kok, itu cuma insting otomatis. Bukan bawaan tradisi atau apa pun. Setidaknya begitu di rumah kecilku.

Oke, kita lanjut ke aplikasi favoritku untuk waktu rebahan.

1. iPusnas

Walau sering gangguan, tapi aplikasi ini wajib banget ada di gawaimu. Ipusnas adalah aplikasi keluaran perpustakaan nasional yang di dalamnya terdapat seabrek-abrek buku yang bisa kamu pinjam beberapa hari.

Walaupun membaca buku fisik jauh lebih nyaman ketimbang buku elektronik, iPusnas punya kelebihan dalam hal ruang dan biaya. Jelaslah ya, buku fisik dari perpustakaan harus dijaga dan dikejar-kejar cepat selesai agar tidak denda. Sementara buku di iPusnas bisa balik sendiri saat waktunya habis, hehe.

Kalau buku belum selesai dibaca? Ya cari lagi, biasanya batas kita pun masih tersimpan (bookmark atau sorotan teks sebagai penanda, yang biasa kupakai untuk menandai batas bacaan). Jarang-jarang kok kehabisan stok, kan ini Indonesia. Hus!

Soal biaya, iPusnas gratis segratis-gratisnya. Jadi wajar kalau dikit-dikit server sibuk. Kadang setelah di-update malah kacau, pokoknya sabar saja kalau barang gratisan, ya! Yang penting bisa akses banyak buku, yang kalau halaman pertama gak bikin tertarik untuk membaca halaman berikutnya, tinggal dibalikin.

Oh ya, gak terlau semena-mena gitu sih. Maksimal tiga buku sehari, dan mulanginnya juga butuh 24 jam. Jadi nggak bisa angkut banyak-banyak ke meja kayak di perpustakaan fisik.

Baca juga: Review Novel iPusnas

2. Hay Day

Inilah game yang sepenglihatanku paling digandrungi emak-emak di seluruh dunia. Gimana nggak, tiap masuk "lingkungan" (semacam grup pemain) isinya selalu didominasi perempuan, bahkan ada kalanya perempuan semua.

Hay Day adalah permainan bertani yang tak ada habisnya. Sejak punya akun di game Supercell ini tahun 2013 lalu, sampai sekarang belum ada tamatnya. Di level 98, aku sudah kaya raya di Kampung Tari (nama pertanianku). Barangkali itulah yang membuat kaum perempuan betah bertahun-tahun dengan game ini. Apa yang tidak tercapai di kehidupan nyata bisa terpenuhi di Hay Day.

Punya berlian hingga ratusan, punya tambang pribadi, bisa memelihara anjing dan babi. Ya ampun!

Kalau mau praktik bahasa Inggris, gabung saja ke lingkungan yang isinya didominasi orang Amerika atau Eropa. Orang Asia cenderung menggunakan bahasa negaranya masing-masing, sudah tau isinya dari mana-mana. Belum lagi kalau ketemu yang english-nya lebih parah dariku, bikin makan ati.

Baca juga: Yang Hilang di Ramadan 2021 

3. Chrome

Ini sih aplikasi bawaan yang tak perlu direkomendasikan. Kalau pakai android, dia langsung tertanam di sana. Lah wong satu induk, Google. Enaknya, dengan Chrome jejak kerjaan di laptop bisa tersinkronisasi ke HP. Jadi semua password pun sudah tersimpan. Sekali dibobol, habislah!

Mungkin pengguna HP lain lebih suka menggunakan UC, Opera, ataupun peramban lain yang kerap memajang berbagai artikel populer di beranda. Aku justru menghindari itu, sebab artikelnya seringkali kelewat picisan. Kayak pinter nulis aja lu ah!

Sedangkan di Chrome, pembaruannya per 24 jam dan dipersonalisasi sesuai kebiasaan kita. Jadi gak bakal muncul artikel joget-joget, hantu-hantu, prank, maupun video dan artikel pembodohan yang menyiksa batin.

Sudah, tiga saja. Sebab waktu rebahannya gak banyak. Masih harus ngisi blog dan ngisi bak mandi. Air di sini sering mati cuy!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun