Masih misteri, kenapa setiap Ramadan pengeluaran rata-rata kita justru lebih banyak ketimbang di bulan lain? Padahal satu bulan itu diisi dengan puasa, yang artinya waktu makan dan minum lebih sedikit. Rutinitas keluar rumah yang berpotensi menambah belanja pun berkurang pula. Jadi apa yang salah?
Secara pribadi aku cukup pede mengklaim bahwa pengeluaranku memang berkurang setiap Ramadan. Tepatnya di tiga pekan pertama. Namun di akhir, yang seharusnya ibadah lebih dikencangkan lagi, aku kebablasan juga mengeluarkan lebih banyak biaya untuk menyenangkan hati anak-anak.
Oke separuh misteri terpecahkan, tapi bagaimana solusinya? Kukutip poin-poinnya saja dari beautynesia, inilah tip mengatur keuangan selama Ramadan, terutama dalam keadaan pandemi yang katanya serbasulit.
1. Catat Uang Masuk dan Keluar
Aku pernah mencoba cara ini sejak dulu sekali, tapi belum membuahkan hasil. Bukan teorinya yang salah, melainkan akunya yang sering lupa mencatat pengeluaran. Biasanya hanya bertahan di hari-hari awal, untuk kemudian dilupakan.
Meski hanya berhasil mencatat paling lama tiga bulan, itu pun dengan banyak kecacatan, namun dari situ tetap bisa dikira-kira, berapakah pengeluaran rata-rata bulanan? Apakah selama ini besar pasak daripada tiang?
Baca juga: Tip Hemat Kuota untuk Penulis Konten
2. Coret yang Tidak Penting
Ada dua teori umum bagaimana menyiasati jika pengeluaran lebih banyak dari pemasukan. Pertama, kurangi pengeluaran semaksimal mungkin dengan mencoret kebutuhan yang gak penting-penting amat. Kedua, cari peluang baru untuk mendapatkan tambahan pemasukan.
Pakai teori yang mana pun, keduanya sama-sama tidak mudah. Dihapus bagian jajan anak, eh taunya beli mainan. Biaya tak terduga tidak pernah berkurang dari yang dianggarkan. Malah bertambah terus!
Mencoba peluang baru, butuh modal. Malah jadi nambah pengeluaran lagi! Tapi bagaimana pun, langkah ini perlu dicoba. Bisa jadi kan, gak cocok di satu orang namun efektif bagi orang lain.
3. Masak Sendiri Agar Lebih Hemat
Ini tipe suamiku banget, karena dia suka masak. Aku bagian pencicipan yang selalu menerima dengan lapang dada, apa pun hasil masakannya. Enak gak enak makan ajalah, di luar sana ada banyak laki-laki yang pegang kuali cuma setahun sekali.
Menurutku masak sendiri sebenarnya gak hemat-hemat amat, karena untuk satu menu butuh banyak bahan. Sedangkan dengan membeli, nominal yang sama bisa menghasilkan beberapa menu.
Yang utama dari masak sendiri adalah sisi kebersihannya. Sebab kita sendiri yang mengolah bahan sejak awal. Karena tidak dikejar waktu, dan yang menikmati adalah keluarga sendiri, umumnya kita lebih maksimal dalam menjaga kualitas bahan sejak dibersihkan sampai dihidangkan.
Baca juga: Nyaris Ganti Jutaan Karena Kolega Pelupa
4. Siapkan Anggaran Idulfitri
Kalau bukan karena orang-orang suka mengambil gambar, aku tergolong orang yang tak suka membeli baju baru. Perasaanku kok menuh-menuhi lemari, dipakai juga jarang. Sampai suatu kali ketika mengisi acara, aku datang dengan baju yang sama persis dengan yang kupakai di kegiatan lain, yang mana foto kegiatan itu dijadikan banner backdrop oleh panitia. Kapok!
Beda kasus dengan anak-anak. Karena masih dalam masa pertumbuhan, ukuran tubuh mereka cepat bertambah. Pakaian yang dibeli tahun ini jelas gak bakal pas lagi di tahun berikutnya. Karena wajib tambah koleksi, maka wajar sejak awal Ramadan kita sudah harus menyisihkan anggaran untuk keperluan ini.
Bagaimana dengan jamuan Idulfitri? Aku sih tak suka memaksakan diri. Toh aku bertandang ke rumah orang juga bukan untuk menilai isi rumah mereka atau numpang makan maupun ngemil. Jadi siapkan yang mudah saja.
Yang penting setiap momen Idulfitri, anak-anak punya kenangan yang manis. Sehingga mereka selalu bersemangat menyambut Ramadan, karena tau di ujungnya bakal seru. Btw jangan lupa zakat, bahkan kalau perlu sedekah setiap hari di bulan Ramadan. Gak bakal miskin, dijamin! Sebaliknya, rezeki makin lancar, bonus sehat pula!
5. Komitmen
Dari sekian tip yang ada, inilah poin terberatnya. Kebanyakan kita gampang berteori tapi sulit mempraktikkan, dan ... lebih sulit lagi berkomitmen dengan tujuan utama kenapa kita berhemat. Mana yang lebih gampang, berhemat karena memang tidak ada duitnya atau berhemat karena konsisten dengan ucapan?
Perasaanku tip yang kuulas bukannya ngasih solusi, malah nambah-nambah beban pikiran. Terserah kamu deh, mau dicoba atau diabaikan. Selamat puasa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H