Tujuannya memberi jarak antara tamu dan tuan rumah. Jadi tamu yang datang bisa menunggu di pagar menjelang tuan rumah mengenakan jilbab. Juga untuk menghindari tetangga yang sok asyik nyelonong masuk atau menempelkan wajah di kaca jendela.
Satu lagi, supaya sepeda dan sepatu yang diletakkan di teras tidak mudah digondol oknum tertentu yang kebetulan lewat.
Baca juga: 10 Desain Unik Antinyebelin
Pagar Menyebalkan di Tikungan
Bagiku, orang mau membuat tembok sampai ke langit atau jurang pembatas antara dia dan tetangga, itu urusannya. Yang penting apa yang ia bangun tidak mengganggu, apalagi hingga menyebabkan orang lain celaka.
Pernah lihat orang yang rumahnya di ujung (rumah hook), lalu ia membuat pagar atau tembok yang menutup pandangan di persimpangan? Inilah pagar yang benar-benar menyebalkan.
Masa sih gak tau kalau pagar seperti itu bisa mencelakai orang lain? Dan yang lebih bikin kesal, kalaupun terbukti membuat orang celaka, tetap saja pagar atau tembok itu tidak diubah.
Berkali-kali aku melihat kejadian di mana motor atau mobil bertabrakan, karena pada belokan terdapat pagar atau tembok yang menutup pandangan pengendara. Walaupun tidak dalam kecepatan tinggi, jika sama-sama sudah bertemu, direm mendadak pun bisa bisa celaka.
Pengendara mobil berisiko ditabrak dari belakang jika kendaraan di belakang tidak menjaga jarak. Pengendara motor lebih apes, bisa jatuh karena motornya oleng.
Uniknya, setiap kecelakaan terjadi, pemilik rumah santuy tanpa merasa bahwa dialah biang kecelakaan itu. Pemilik kendaraan adu argumen, masing-masing saling minta ganti rugi. Pemilik rumah memandangi seolah dapat tontonan gratis. Dan aku emosi sendiri.
Ada kejadian yang lebih konyol lagi. Suatu kali aku melihat tulisan pada tembok yang menutup jalan, Jangan nglakson, berisik! sementara pagar di depan tembok tersebut menutup pandangan, tak terlihat kendaraan lain yang datang dari arah kiri.
Apa dikira kita punya mata yang bisa menembus ke sana. Ya klakson itulah satu-satunya penolong untuk pengendara tau bahwa ada kendaraan lain yang juga akan melintas. Jadi ya gitu, tetap kuklakson. Kalau perlu berkali-kali! Kalau tak mau berisik, ya pagarmu jangan rapat atau dilapis, Bos!