Untuk pertama kalinya, tukang urut yang ini datang ke rumah. Ia dijemput karena Mamak jatuh beberapa hari lalu. Kupikir ia akan bertanya, kapan jatuhnya, mana yang sakit, dan pertanyaan lain yang relevan dengan keahliannya.
Jauh, jauh sekali. Pertama tiba di kamar, ia justru bertanya, "Ini rumah milik sendiri?" kemudian berjarak dengan pembicaraan lain, yang meluncur dari mulutnya adalah, "Suaminya kerja apa?"
Ya sih, tinggal dijawab. Tapi asli, kadar keponya yang lebay dan gak jelas juntrungan langsung membuatku ilfil. Kenapa gak sekalian minta copy KK gitu? Cek PBB kek, atau mau foto BPKB sekalian?
Sempat terpikir barangkali akunya yang terlalu kaku. Tapi setelah membaca sebuah artikel, sepertinya aku bukan satu-satunya manusia di dunia yang keberatan dengan pertanyaan senada, dari orang yang baru pertama ditemui.
Entah karena pekerjaan atau faktor lain, sebaiknya pertimbangkan hal-hal berikut ini jika kamu tak ingin merusak kesan pertama di mata orang lain.
1. Membual
Kesan pertama begitu menggoda, itu hanya cocok untuk iklan. Kamu tidak perlu menceritakan hal-hal yang tidak ada untuk menarik perhatian orang lain. Kebohongan selalu membutuhkan kebohongan lain untuk menutupinya.
Alih-alih terkesan dengan apa yang kamu umbar, sekali kamu ketahuan berbohong, orang akan sulit menerima ucapanmu selamanya.
2. Berlebihan
Tak perlu berusaha terlalu keras agar dihargai oleh orang lain. Pertemuan pertama yang terlalu cemerlang justru memberatkanmu di kali kedua dan seterusnya. Jadilah diri sendiri, sehingga kita bisa mengatur langkah yang tepat.
Memperlihatkan potensi dan kelebihan memang layak dilakukan, tapi sebatas untuk mengenalkan diri, bukan ajang pamer. Orang lebih suka melihat pencapaianmu suatu saat nanti, daripada mendengar rencana-rencanamu hari ini.
Baca juga: Cara Bertahan Hidup pada Detik yang Genting
3. Terlalu Terbuka
Bukan menyarankan untuk berbohong, tapi sebaiknya berilah informasi sekadar di permukaan saja. Orang tak perlu tau apa masalah pribadimu, maupun kesulitan-kesulitan yang belum tentu menemukan solusinya dari obrolan perdana itu.
Jangan pernah curhat pada orang yang baru pertama kali kamu temui. Karena biasanya hal semacam ini akan jadi penyesalan di kemudian hari. Lagipula, kamu bisa dicap tidak dewasa karena mengumbar aib sendiri pada orang yang belum dikenal baik.
4. Tak Kenal Jeda
Yang disebut obrolan adalah pembicaraan dua arah. Jika kamu terus bicara tanpa kenal jeda, artinya hanya terjadi satu arah pembicaraan dan itu jelas tidak positif. Orang tidak datang untuk mendengar kuliahmu kan!
Aku pernah mengalami kondisi seperti ini. Memang awalnya kisah yang diceritakan seseorang itu menarik, tapi karena ia terus bicara, akhirnya ia sendiri kehilangan arah dan berputar di kata dan kalimat yang sama sepanjang pembicaraan itu. Membosankan sekali, dan bikin kapok duduk di dekatnya!
Baca juga:Â Jangan Mau Tertipu Diskon Bodong
5. Usil
Inilah poin yang contohnya sudah kupaparkan di awal. Meski hanya menggali informasi remeh, jelas itu bukan basa-basi yang cocok untuk dijadikan bahan pengantar menuju keakraban.
Pada sebagian orang, kebiasaan usil pada pertemuan pertama ini menyebabkan lawan bicara terpaksa berbohong untuk menutupi kekurangannya. Namun apa pun respons yang kamu dapat, secara umum orang tak akan menyukai sikap awal yang kamu perlihatkan.
Jika si usil bertemu si pembual atau si lebay, lucu juga kali ya! Tapi jika si usil bertemu dengan yang terlalu terbuka, lawan bicaranya mungkin akan makin menelanjangi diri. Lalu apa yang terjadi jika yang usil bertemu yang tak kenal jeda?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI