jari tengah ke orang lain? Minimal zaman muda dulu. Atau malah sampai sekarang? Apa karena sekarang masih muda? Masih muda atau masih belum paham? Ah sudahlah. Pembukanya bertele-tele.
Pernah nggak sih kamu mengacungkanAku pernah, dan langsung digeruduk empat kelas sekaligus! Dua kelas lainnya tidak ikut karena di sana ada senior yang lumayan akrab denganku. Malas aku menceritakan detailnya, karena penuh cela. Haha!
Jari Tengah di Amerika Serikat
Juli Briskman, seorang ahli marketing dan komunikasi bagi kontraktor federal di Virginia, telah mengacungkan jari tengah pada iring-iringan Donald Trump dua tahun silam.
Seorang fotografer yang berada dalam rombongan Trump berhasil mengambil gambar aksi tersebut, dan sebentar saja menjadi viral di media sosial.
Meski dianggap pahlawan oleh banyak orang (karena berbagai kebijakan Trump yang dianggap buruk), pada akhirnya Briskman harus kehilangan pekerjaannya. Perusahaan menganggap Briskman telah berbuat cabul di media sosial.
Baca juga:Â Jangan Terbiasa Nyelonong!
Jari Tengah di JepangÂ
Lain Amerika, lain pula Jepang. Di sini, orang-orang terbiasa memberi nama untuk jari tangan mereka dengan sebutan keluarga.
Jempol adalah jari ayah, jari ibu untuk telunjuk. Jari tengah adalah jari kakak laki-laki, jari manis sama dengan jari kakak perempuan, dan jari kelingking adalah jari adik.
Jadi gestur mengacungan jari tengah di Jepang dianggap menyebut ani atau kakak laki-laki. Meski demikian, karena pengaruh budaya Barat (terutama Amerika) begitu kuat di seluruh dunia, akhirnya orang-orang Jepang pun turut mengasosiasikan jari tengah dengan hal cabul.
Sejarah Gestur Jari Tengah
Menunjukkan bagian belakang telapak tangan dengan jari tengah yang teracung ke atas adalah bentuk penghinaan atau aksi merendahkan orang lain. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno, jari tengah merupakan perlambang phallus yang berdiri, sedangkan jari-jari lainnya yang tidak terangkat dianggap testis.
Maka pada peradaban Barat, mengacungkan jari tengah ke hadapan orang lain sepadan dengan ungkapan fu*k yang biasa dipakai untuk mengumpat. Pada awal 1800-an, gestur the bird atau flipping someone off (begitu penamaannya), biasa dipakai oleh para musisi untuk merendahkan orang lain.
Baca juga: Arti Lambang PKI, Nazi, dan Lainnya
Kabarnya, di Amerika sana umpatan fucek (ini istilah warganet Indonesia beberapa waktu silam) dan acungan jari tengah pada film akan disensor, saking dianggap tabu. Tapi yang kutonton di aplikasi nggak sih.
Sedangkan kita yang di sini, entah paham artinya atau tidak, seenak hati menyebut dan membuat gestur the bird padahal tidak sedang marah. Tapi tak heran sih, ingat anjay yang kemarin viral?
Kalau umpatan fucek mungkin tak banyak yang pakai, tapi berfoto dengan jari tengah mengacung, masih banyak kan? Dikira itu tanda keren, padahal sedang berbuat cabul.
Nah, sekarang kamu sudah tau. Jangan diulang lagi, jangan mengucap atau membuat gestur yang tak kita pahami. Masih mending cuma diserbu kakak kelas, gimana kalau dideportasi dari Amerika Serikat? Ya tinggal pulkam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H