"Kalau istri gak ikut-ikutan kerja, kan suami nggak cari hiburan di luar."
Aku yang tadinya berempati pada si tokoh, akhirnya untuk simpati pun malas. Orang membelanya dengan menjatuhkan istrinya. Pembelaan macam apa itu.
Baca juga: Melahirkan Caesar Nggak Sakit? Sini!
Mana kita tau soal dapur dan ranjang orang. Apakah perempuan itu bekerja pasti semata-mata karena uang? Aku punya kok teman yang kerja karena kebutuhan pergaulan, biar ada aktivitas. Gaji yang ia dapat jauh di bawah pemberian suaminya. Justru sang suami yang menyarankan ia bekerja agar tak bosan di rumah.
Jikapun karena uang, ke mana kira-kira perginya? Umumnya perempuan normal meletakkan kepentingan anak dan keluarga di atas kepentingan pribadinya. Walaupun soal penghasilan, istri tidak berkewajiban memberi suami, ada jutaan suami di dunia yang makan harta istri. Dengan atau tanpa izin sang istri.
Omong-omong, apakah aku sedang mengatakan bahwa laki-laki yang menyalahkan perempuan? Adakah kalimatnya di sana? Berdasarkan pengalaman puluhan tahun jadi perempuan, rupanya perempuan jugalah yang kerap mengambinghitamkan sesamanya. Jadi solusinya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H