Perempuan selalu benar, itu kalimat yang sering beredar di jagat maya, terutama pada meme yang seliweran di berbagai medsos. Kenapa begitu? Alasannya simpel, kebanyakan kreator meme adalah laki-laki.
Nyatanya di kehidupan sehari-hari, justru perempuan yang selalu salah. Waktu masih lajang, seorang teman mengeluh.
"Kenapa sih kalo ada laki-laki genit ke kita, kita yang disalahin? Kita sudah tertutup gini, masih digodain, tapi kita juga yang salah. Suami orang ganggu kita, kita sudah terusik, tapi tetap kita terdakwanya."
Aku tak ingat apa yang kemudian menjadi buah diskusi kami. Yang paling mungkin justru tanpa hasil sama sekali. Setelah lebih dari sepuluh tahun berlalu, hal yang sama masih terjadi. Kasus apa pun yang melibatkan laki-laki dan perempuan, pasti perempuan yang salah.
Tak percaya, kita cek kejadian berikutnya yang  aku pun pernah jadi korban langsung. Kalau seragam kerja seorang laki-laki kusut, siapa yang salah? Kalau dia seorang suami, pasti istrinya yang salah. Kalau dia bujangan, ibu atau saudara perempuannya yang salah. Padahal dia punya mata dan tangan juga.
Kalau anak-anak kumal, sudah jelas ibunya yang salah. Kecuali kalau sang ibu sudah wafat, berarti salah bibi atau neneknya.
Baca juga: Hujan Bulan Juni
Beberapa tahun silam, seorang tokoh di kotaku tertangkap sedang berada di panti pijat. Konon, ketika digerebek ia sedang satu kamar dengan pemijat perempuan.
Sedang orang sibuk tentang legalitas panti pijat, dan fakta bahwa tokoh tersebut memang sedang dipijat biasa oleh pemijat profesional, muncul "suara" tak penting, "Istrinya ke mana sih?"
"Kenapa juga istrinya masih bekerja, seharusnya istri yang pijat dia."
"Kalau istri di rumah, kan dia gak ke panti pijat."