Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dahlah, Kita Ketawa Aja!

26 Desember 2020   20:38 Diperbarui: 26 Desember 2020   20:44 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nagatoshi Shimamura on Unsplash

Menuju akhir 2019, orang sibuk berbincang soal Wuhan. Untung aku menonton film Contagion dan The Flu setelah vaksin ditemukan. Kalau tidak, barangkali sudah stres duluan sebelum Corona mencapai Indonesia.

Kalau boleh mengutuk, rasanya laknat sekali 2020 itu. Dielu-elukan sebagai angka cantik, disambut ingar bingar, eh malah ngasih pandemi. Jadi su'uzhon kan dengan 2021. Alangkah menegangkan hidup belakangan ini.

Langit Membalas Petasan Malam Tahun Baru

Setiap malam tahun baru, meski tak pernah merayakannya, aku selalu mendengar rentetan petasan tepat pukul 00.00. Entah kapan terakhir kali aku bisa melek jam segitu. Setelah Isya' rasanya "bateraiku" langsung lowbat. Butuh bantal!

Tak terkecuali malam 1 Januari 2020. Sekira 20 menit ledakan entah dari mana membangunkanku. Atap rumah seolah dilempari pasir, tiap tahun begitu. Aku bangun? Nggak dong. Lanjut tidur.

Seperti mana malamnya, begitu pula paginya. Aku sudah hafal. Sebagian orang akan bercerita betapa serunya bakar jagung dan ayam semalam. Sebagian lagi mengutuki, dasar pemuja tradisi kafir!

Tapi 2020 beda. Ternyata malam ketika aku lelap tidur, teman-teman di berbagai daerah diterpa banjir besar. Aku menyadarinya ketika membuka WAG. Dari tengah malam hingga pagi, teman-teman saling berkirim foto, membagi kabar buruk di tempat mereka.

Tidak ada swafoto lucu seperti biasa, mereka membagi foto sedih berharap doa. Karena isi grup adalah orang-orang lintas provinsi, memang hanya doa yang bisa diberi. Tidak semua yang mengirim foto, sebagian cuma pesan pilu, lalu off karena listrik padam.

Tak cukup kesedihan melihat nasib teman-teman, beredar pula meme tak lucu yang menyebutkan bahwa langit membalas petasan malam tahun baru dengan hujan besar. Seolah mereka yang kebanjiran sudah pasti adalah orang yang sedang merayakan malam tahun baru.

Benar-benar aneh bin ajaib. Alih-alih membantu, kok seolah mensyukuri orang lain yang kesusahan. Makin ajaib, karena ujungnya malah jadi bahasan Anies-Ahok di medsos dan platform blog bersama. Orang Indonesia kenapa sih?

Baca juga: Mewujudkan Kebahagiaan yang Puluhan Tahun Tertunda

Covid-19 Penyakit Ahli Maksiat

Waktu virus Corona masih di Wuhan, dari kreator meme sampai para menteri di Indonesia seru-seruan dengan narasi sotoy. Eh, ahli agama tak mau kalah. Covid-19 adalah penyakit untuk mereka yang tidak salat dan rajin maksiat. Yang biasa wudu jadinya petentang petenteng, yakin tak bakal terinfeksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun