Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Thrifting, Bikin Baju Bekas Jadi Naik Kelas

27 November 2020   20:15 Diperbarui: 29 November 2020   18:31 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngajak orang, sendirinya gak mau thrifting! Memang, aku gak ikut. Tapi sebagai introvert, aku jarang keluar rumah. Sekalinya keluar, bajunya itu lagi itu lagi. Di dalam rumah, makin banyak lubang daster, makin enak itu baju dipakai. Jadi aku nge-thrift (penghematan) dalam bentuk lain.

Baca juga: Cara Supermarket Bikin Orang Belanja Lebih Banyak

Bahaya Thrifting 

Bersama manfaat besarnya, thrifting juga mengandung mudarat. Pertama, seperti yang bolak-balik jadi bahan omel Mamak dan dua kakak pertamaku, pakaian bekas memang berisiko menularkan penyakit. Salah satunya penyakit kulit. Gampangnya sih, dicuci sebersih mungkin.

Kamu bisa cari di Google untuk mendapatkan tips terbaik membersihkan hasil berburu barang-barang bekas. Selain antisipasi pakaiannya, makanan dan kulitmu sendiri juga harus bersih.

Kedua, peje yang ada di daerahku dulu (kemungkinan sampai sekarang), berasal dari Batam. Sebagaimana barang-barang lain yang dikirimkan dari Batam, banyak di antaranya yang bermasalah soal cukai.

Ketiga, persepsi dari thrifting itu sendiri. Idealnya langkah "daur ulang" ini dilakukan berdasarkan kesadaran, bukan tren demi eksistensi.

Ada yang namanya preloved, ini adalah barang bekas dengan kualitas terbaik. Levelnya lebih tinggi, tapi masih soal barang bekas juga. Kalau mendapatkan preloved sekadar demi kepuasan "menang kompetisi" (karena peminatnya banyak, barangnya unik), maka tujuan penyelamatan Bumi tidak kena.

Jika thrifting dilakukan sekadar untuk konten medsos, yang ujung-ujungnya sekali pakai juga, efeknya hanya sampai dompetmu. Gak ngaruh ke Bumi. Lalu apa bahayanya?

Ya balik lagi ke emisi. Artinya tidak ada yang berubah, karena pemahaman tentang peduli lingkungan akhirnya menguap begitu saja. Semua jadi nonsens.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun