Kyndall Ramirez on Unsplash">
"Mau nikah muda?"
Mereka cekakakan di depan mataku.
"Mana yang dia pepet hafal Qur'an lagi. Santri!"
Tiga cewek itu ngakak lagi. Tawa mereka bersahutan, yang pasti sampai ke kamar terujung kos-kosan ini.
"Lu gak inget, tato lu di punggung segede apa?"
Ucapan salah satu dari mereka sebenarnya mengagetkanku. Tapi kutahan, agar Mia tak tersinggung. Ia masih sibuk membereskan barang-barang. Aku membantunya pindah dari tempat laknat ini.
"Hijrah, dia hijrah!" teriak ketiganya, saat aku dan Mia berjalan menuju pintu keluar.
Orang-orang, bekas teman kos Mia, memandangi kami dengan berbagai ekspresi. Tapi Mia sendiri lebih tenang, ia seolah sudah biasa dipandang remeh oleh orang lain.
"Udah liat kan, gimana kehidupanku?" Mia tersenyum santai, usai meneguk air putih dari botol kemasan.
Aku mengangguk tanpa suara. Entahlah, terlalu banyak yang bisa disimpulkan. Atau justru belum tersimpulkan sama sekali.