Seorang psikopat memang punya perasaan, tapi ia tidak peduli pada perasaan orang lain. Mencari kambing hitam merupakan kekhasan lain yang mereka miliki. Maka pada tahap ini, ia akan menyalahkan pasangan saat hubungan mulai merenggang.
Fase Discard
Saatnya berpisah. Masih ingat kan, kalau psikopat sangat suka melihat orang lain menderita? Tak harus berdarah-darah, kesedihan orang lain adalah kenikmatan baginya. Inilah perbedaan besar antara psikopat dan manusia normal.
Menurut Michael Tompkins, EdD, psikolog di Sacramento County Mental Health Treatment Center, ketidakseimbangan genetik dan reaksi senyawa kimiawi dalam otak membuat seorang psikopat tak mampu mengembangkan nilai-nilai moral.
Alih-alih berempati, seorang psikopat bahkan tidak memiliki simpati atas kesedihan orang lain. Bukan sekadar tak merasa bersalah, ia justru menikmati keterpurukan pasangan yang ia tinggalkan. Sedangkan si mantan, telanjur menikmati nostalgia Fase Idealize.
Baca juga: Apa Kamu Punya Bakat Psikopat? Hitung Jawabanmu, Lihat Hasilnya!
Bagaimana mencegahnya? Sejak awal sebaiknya jangan terlalu lebay mencintai orang lain. Kamu punya ibu yang terbukti paling tulus menyayangimu.
Ada kok, orangtua yang gak peduli anaknya. Ya sudah, mending kamu mencintai dirimu baik-baik. Ibadah biasanya bisa mengasah intuisi, jangan terlalu percaya rayuan gombal.
Bagaimana kalau sudah telanjur?Â
Berpisah adalah jalan terbaik. Kuatkan hatimu untuk tidak penasaran dengan kehidupan si dia setelahnya. Sebab tidak sedikit korban psikopat yang sudah selamat, tapi kembali menjadi korban karena jerat seorang psikopat yang manis sekali.
Contoh kasusnya lain waktu kuposting, ya. Kalau ingat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H