Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pekerjaan Orangtua Memberi Efek Tak Main-main pada Anak

8 September 2020   17:55 Diperbarui: 8 September 2020   18:06 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pekerjaan seseorang memengaruhi kondisi rumahnya, terutama pola asuh pada anak-anak. Dari salah satu bacaan, kudapat informasi terkait pekerjaan yang begitu besar pengaruhnya pada keluarga:

1. Militer

Pekerjaan sebagai anggota militer menuntut seseorang untuk bersikap tegas dan disiplin. Pekerjaan ini sangat mengutamakan logika dan fakta serta mengesampingkan perasaan.

Orangtua yang bekerja dalam ruang lingkup militer, akan membawa sikap tegas dan disiplin kepada anggota keluarganya, terutama anak-anak.

2. Guru

Pekerjaan guru selalu berhubungan dengan pendidikan dan anak-anak. Sehingga mereka pun memiliki perhatian yang besar pada dua hal tersebut.

Konon, seorang guru biasanya menginginkan anak-anak mereka lebih pandai dari murid-muridnya di sekolah.

3. Psikolog

Psikolog dikenal sebagai pribadi yang ramah dan paling memahami jiwa seseorang. Namun, menangani masalah kepribadian orang lain kadang membuat mereka sendiri lelah secara emosional.

Hal itu bisa berefek pada jiwa, mengakibatkan stres, yang tidak tertutup kemungkinan terbawa hingga ke rumah. Tapi sebagai seorang psikolog, mereka tahu dong bagaimana cara mengatasinya.

Baca juga: Cerai Karena Pandemi, Silakan ...

4. Pengacara

Pekerjaan ini menuntut seseorang untuk berani. Pasalnya, menjadi pengacara berarti siap untuk mengatasi permasalahan klien.

Bukan sekadar memberi saran, mereka juga dituntut memenangkan perkara yang tidak bisa dianggap remeh. Hal tersebut bisa menimbulkan kecemasan dan rasa khawatir yang berlebihan, yang lagi-lagi terbawa hingga ke rumah.

5. Arsitek

Arsitek terkenal sebagai pecandu kerja. Waktu aktif mereka biasanya pada malam hari. Deadline, konflik dengan klien, krisis kreatif, dsb, berpeluang menimbulkan stres bahkan depresi.

Kelima pekerjaan di atas disinyalir sangat memengaruhi psikis keluarganya. Jadi bersiaplah jika ingin membangun rumah tangga bersama orang-orang dengan profesi di atas.

Baca juga: Atasi Insomnia Tanpa Obat

Namanya pekerjaan, tentu ada risikonya. Bahkan tidak bekerja pun bisa berisiko. Di lingkungan masa kecilku, beredar teori yang agak mirip. Tapi bukan soal psikis anak. Simpulkan di akhir, ya!

Temanku kecilku berinisial P. Anak laki-laki yang kerap digantung bapaknya di atas sumur, sering mengajak kami bermain di beberapa angkot yang ada di rumahnya.

Aku sempat iri pada P, dia punya banyak mobil! Kakakku tertawa waktu kuceritakan itu.

"Itu mobil orang, bapak samo cik-ciknyo cuma nyupir samo kenek." Setelah dewasa baru aku paham maksudnya.   

Jika bermain di mobil-mobil itu, P selalu jadi sopir atau kondektur. Anak-anak cewek selalu jadi penumpang, naik turun angkot tak tentu hendak ke mana.

Mendekati akhir SD, P tak berselera lagi bermain. Ia ikut bapak atau salah satu pakciknya nambang (istilah familier di kalangan kami, untuk pekerjaan menjadi sopir dan atau kernet angkot).

Tak pernah kulihat P berseragam SMA, bahkan SMP pun sepertinya tidak. Di saat kami sibuk dengan PR dan jajan sekolah, ia telah sibuk mencari penumpang untuk angkot yang ia sopiri.

Teman lain bernama H, juga anak laki-laki. Papanya seorang perajin kayu sekaligus tukang bangunan. Yang paling berkesan dari bermain dengan H adalah ketika kami membuat egrang.

Rasanya keren sekali dulu itu. Kami mengukur, menggergaji, dan memaku kayu sehingga terciptalah dua buah (sepasang) egrang yang nyaris sama persis. Sehingga kanan dan kiri seimbang ketika dinaiki.

Setelah dewasa, H biasa lewat di depan rumah orangtuaku bersama ipar atau teman-temannya, mengerjakan proyek bangunan di beberapa tempat.

A lebih beruntung dari P dan H. Ia adalah teman SMA-ku, anak perempuan dari seorang dokter mata. Di antara anggota gank, A adalah yang paling serius. Meski nilai akademisnya tidak terlalu menonjol, tapi ia termasuk anak yang patuh aturan.

Tamat SMA, masing-masing kami terpisah jauh. Meski setiap tahun masih menyempatkan reuni, bahkan setelah menikah dan punya anak. Tapi A selalu absen karena berbagai alasan.

Bisa ditebak kan, apa profesi A sekarang? Dan kesimpulannya adalah ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun