Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Suka Nostalgia? Jangan-jangan Kamu Mengidap Hipertimesia

21 Agustus 2020   07:53 Diperbarui: 25 Agustus 2020   04:35 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tidak kenal Nirvana. Baru tahu Kurt Cobain jauh setelah kematiannya. Juga tentang gitar kidal dan kebiasaannya menghancurkan alat musik setelah konser.

Tapi lagu About A Girl sudah masuk ke kepalaku sejak tahun 90-an dulu. Jelas saja, aku tahu judulnya setelah sekian lama. Barangkali setelah lepas SMA, ketika ikut-ikutan temanku gaul ke studio musik.

Yang kukenang dari lagu itu adalah kata "I do" yang oleh telingaku diterjemahkan dengan adooh (aduh). Jika potongan lagu itu berputar di benakku, maka akan muncul pula semacam kios kecil berdinding papan di kepalaku.

Kios itu berdiri tepat di depan rumahku, di seberang jalan. Milik tetangga depan yang pagi siang sore malam, memutar lagu barat.

Kios papan yang tidak dicat itu, dijadikan sebagai kios reparasi elektronik oleh pemiliknya. Sebelumnya ada pula kios tuak di sebelahnya, kemudian kios itu tutup. 

Kelak kios reparasi ini berganti menjadi rental komputer, counter pulsa, tutup, dan terakhir jadi kantor LBH. Tentunya dengan bentuk fisik yang jauh lebih menarik.

Di masa kecilku, tetangga sekitar biasa saja memutar musik tak kenal waktu, dengan suara yang tak hanya sampai ke rumahmu, tapi masuk hingga ke kolong tempat tidur.

Di sebelah kios, ada keluarga Kerinci yang potongan lirik kaset andalannya berbunyi, "Baleklaaah, abangku baleeek! Abang kutungguuu di tengah laman ...."

Di kiri agak ke belakang, favoritnya lagu dangdut dan lagu Jawa. Andalannya lagu Aduh Buyung yang dinyanyikan cewek ramai-ramai itu. Manis Manja Grup.

Bagaimana dengan kami, tak ikut meramaikan hari dengan musik yang hingar bingar? Masalahnya di rumahku hanya ada radio 2 band. Diputar sampai dol pun, paling banter sampai ke kamar mandi rumah sendiri.

Jika sedang tak bisa tidur, aku kerap mengenang-ngenang rumah masa kecilku sampai ke tetangga terjauh yang masih bisa kuingat. Kadang kala, ada aroma dan bunyi tertentu yang bisa kukenang.

Atau bisa pula, aroma atau bunyi tertentu yang membawa kenanganku ke masa itu. Bahkan suasana hangat atau dingin yang sama. Entahlah, pokoknya tiba-tiba teringat saja.

Padahal aku kesulitan mengingat wajah orang dan di mana meletakkan kunci. Tapi untuk kenangan masa kecil, sangat banyak kejadian dan benda remeh temeh yang bisa kuingat dengan baik.

Mungkin pembaca juga punya pengalaman yang sama. Tidak spesial ya!

Yang spesial itu, kemampuan seseorang dengan Hyperthymesia Syndrome. Ngetiknya aja ribet, untung ada tombol CTRL, C, dan V.

Menurut Wikipedia, sindrom hipertimesia adalah sindrom mengingat superior, yang juga disebut dengan highly superior autobiographical memory.

Orang dengan sindrom ini mampu mengingat kejadian yang dialaminya di masa lalu dengan lebih detail. Hipertimesia berasal dari istilah yunani, hyper (berlebihan) dan thymesis (mengingat).

Aurora LePort dari Pusat Neurobiologi Pembelajaran dan Memori (CNLM) Universitas California, Irvine, dalam salah satu penelitiannya menyebutkan bahwa pengidap sindrom hipertimesia umumnya mampu mengingat pengalaman hidupnya sejak mereka berusia 10 tahun ke atas.

Pada dasarnya, otak merekam semua kejadian. Tapi hasil rekaman tersebut dibedakan berdasarkan ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.

Hal-hal remeh, seperti baju apa yang kemarin dipakai, iklan apa yang dilihat, dsb, itu akan disimpan dalam ingatan jangka pendek. Otak mengidentifikasikannya sebagai memori tidak penting, sehingga mudah dilupakan.

Sedangkan pada hal-hal tertentu yang berkesan, otak akan menyimpan memori tersebut pada ingatan jangka panjang.

Yang membedakan kita dari orang dengan sindrom hipertimesia adalah kemampuan otak mereka yang menemukan ingatan jangka panjang lebih baik daripada orang biasa. Barangkali jika diibaratkan dengan mesin pencari, mereka Google, sedangkan kita RPUL.

Perbedaan otak orang hipertimesia dengan orang biasa tentunya sulit kita ketahui, kecuali lewat penelitian. Tapi dalam keseharian, orang dengan sindrom ini terlihat lebih pemikir.

Mereka punya konsentrasi tinggi dan tidak mudah terpengaruh oleh sekitar. Lucunya, hal yang bisa mengacau konsentrasinya adalah ingatannya sendiri tentang masa lampau.

Hal lain yang menunjukkan seseorang memiliki sindrom hipertimesia adalah koleksi barang di rumahnya. Mereka cenderung menyimpan benda-benda lama yang memiliki kenangan yang berkesan di masa kecil atau masa muda mereka.

Btw, cerita di awal hanya penyambung saja. Sebagai jembatan pembuka menuju informasi yang sebenarnya, sama sekali bukan sebuah contoh kasus beraroma klaim. Lagian, siapa juga yang percaya!

Referensi 1 | Referensi 2   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun