"Gue bayangin Bu A gak pake baju, masuk ke kamar gue ...." Bujang di sebelahku itu senyum-senyum dengan pandangan kosong, khas orang mengkhayal.
Sejak itu aku jadi rada paranoid kalau ada laki-laki yang melihat perempuan agak lama. Dan akhirnya tahulah aku kenapa perempuan memang sebaiknya tidak sering di luar apalagi berpakaian tidak "rapi".
Apakah otak semua laki-laki hanya berisi seks?
Tadinya aku berpikir begitu. Sebab ada laki-laki lain yang mengaminkan ucapan temanku tadi. Imajinasi mereka bisa menembus jauh melewati kain lebar tebal yang sudah menutupi aurat perempuan. Apalagi jika ditambah aroma wewangian yang sampai ke hidungnya.
Tapi menurut senior di pergaulan, tidak semua laki-laki begitu. Malah ketika ada yang menceritakan kisah versi lain tapi mirip dengan pengalamanku, teman yang lain lagi menjawab sambil tertawa, "Suamimu yang otaknya begitu!"
"Iya, karena suamiku gak biasa liat yang aneh-aneh di luar. Kalau suamimu kan sudah biasa. Coba cek HP-nya!" balasnya.
Nah loh! Tak mungkin kan kutunggu ending dari keributan mereka. Jadi kucoba cari tahu sendiri. Â Â
Menurut Dr Louann Brizendine, seorang ahli neuropsikiatris, otak laki-laki tidak sesimpel gambaran yang ada di benak kita selama ini. Yang mana lebih dari separuhnya hanya berisi seks.
Yang lebih tepat adalah, daerah pada otak laki-laki yang berurusan dengan seks berukuran 2,5 kali lebih besar dari otak perempuan. Jadi meskipun lebih nafsuan, mereka juga tetap pilih-pilih.
Selama melakukan seks sampai orgasme, tubuh akan melepas hormon dopamin dalam jumlah besar. Perasaan senang yang muncul sebagai efek dari pelepasan hormon ini akan kembali ke otak dan membuat seseorang menjadi ketagihan.
Sebenarnya serbasalah sih, jika disebutkan otak laki-laki memang lebih ngeres, nanti malah jadi pembenaran. Dianggap wajar jika selingkuh, akses materi porno, dsb.