"Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman."
"Siapakah, Rasulullah?" tanya sahabat.
"Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya," jawab beliau. (HR Bukhari).
Tak tahu waktu, entah magrib saat orang sibuk ibadah, atau sebelum subuh saat kami masih goyang-goyang melihat jam dinding. Bahkan tengah malah sekalipun. Jika ada yang mengetuk warung, bapakku selalu membukakan.
"Memangnyo untung berapo sih?" kata salah satu kakakku yang kerap protes.
"Sudah macam warung 24 jam! Kalau bukan karena yang lain tutup, belum tentu jugo orang tu ke sini."
"Cuma beli rawit segenggam, kalo dak tu korek api sikok, dibukain jugo!"
Meski hampir semua anaknya kesal, Bapak tetap saja melakukan itu. Tak pada peduli protes kami.
Bertahun-tahun itu terjadi, dan sekali waktu bapakku bilang, "Kamu tu dak tau!"
Sudah, cuma itu saja. Entah apa yang tidak kami ketahui. Sampai-sampai kakak-kakakku berpikir Bapak hanya mempertimbangkan keuntungan. Padahal risikonya besar.