Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Caraku Beli Barang-barang Aneh dengan Harga Hemat

5 Juli 2020   09:05 Diperbarui: 5 Juli 2020   09:04 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
flickr.com/photos/yourbestdigs

Apaan tuh, Mi? tanyaku pada postingan status WA seorang kenalan di Bandung. Aku memanggilnya Ummi, meniru anak-anak. Juga karena tak tahu namanya.

Suami kami berteman akrab. Dia memanggilku kakak, karena dia tahu namaku. Ya bukan, karena aku tua.

Makanan Korea ka, jawabnya. Yang suka drakor pasti tahu.

Sampai film yang kemarin heboh banget itu pun, aku nonton tapi tetap tak jatuh cinta. Jadi aku mutlak bukan penggemar drakor.

Meski tergolong emak muda (cihuy!), aku masuk golongan emak-emak yang tak bisa membedakan mana Korea, mana Jepang, Cina, Taiwan .... Mukanya sama, namanya sama-sama susah disebut.

Dan tampilan makanan yang menggugah selera itu benar-benar bikin penasaran. Bodo amatlah dengan drakor, pokoknya aku pengin icip!

Ada Gochu, Gomo, Kare, dan Rapokki. Ternyata, gochu dan gomo adalah singkatan dari gochujang dan gochujang mozarella. Seremeh itu.

Kukutip dari Wikipedia, gochujang adalah pasta cabai untuk masakan Korea yang bahan utamanya adalah beras ketan dan bubuk cabai yang difermentasi. Gochu berarti cabai, jang artinya bumbu.

Setelah barang pesanan datang, baru ketahuan, yang kubeli itu namanya tteokbokki. Pasti aku dikatain norak oleh para fans kpop dan drakor. Ngenes.

tteokbokki/pxhere
tteokbokki/pxhere
Ngutip lagi ya! Tteokbokki adalah penganan Korea berupa tteok dari tepung beras yang dimasak dalam bumbu gochujang yang pedas dan manis (Wikipedia).

Dulu, tteokbokki adalah masakan istana Dinasti Joseon yang dimasak dengan daging sapi, kecap asin, dll. Tapi jangan belagu dulu, tteokbokki yang sekarang berbeda jauh dengan masakan kala itu. Jadi jangan berharap naik kasta gara-gara makan makanan istana.

Dan yang sebenarnya ingin kubahas bukan soal rasa dan korea-koreanya. Tapi bagaimana memenangkan rasa penasaran di antara ongkos kirim yang mahal.

Untuk bisa dikirim, minimal pembelian adalah 10 pcs. Sepuluh bungkus tteokbokki, beratnya sekira 2 kg. Bandung-Jambi dibanderol 29 ribu rupiah per kilo.

Alamak, pengin nyicip makanan pedas yang namanya susah dieja itu, ongkos kirimnya duluan bikin naik asam lambung!

Untunglah, tidak sulit mencari sesama jago ngemil di kontak WA-ku. Kutawarkan wapri ke beberapa orang, sebentar saja ada 4 yang terjaring. Jadilah kami berlima memesan bersamaan, jadi ongkir 58 ribu dibagi lima sejumlah pemesan.

Untungnya lagi, karena kenal baik, aku mendapat harga reseller sekaligus subsidi ongkir. Alhasil, untuk mencicipi dua dari empat varian tteokbokki yang tersedia, aku hanya perlu mengeluarkan duit seharga satu piece tanpa ongkir.

Untuk jual sih, belum nguntungin. Tapi sekadar icip-icip dengan harga murah, lumayan efektif.

Dulu pernah juga kupraktikkan cara yang sama untuk membeli lampu baca yang dicantol ke buku. Dipesan dari Cina sana, sehingga ongkirnya tak tertanggungkan. Untunglah ada akal.

Kutawarkan barang tersebut pada teman-teman yang juga suka membaca buku. Dapat beberapa orang, ongkir dibagi rata sejumlah pemesan. Nego sedikit dengan penjual, dapat potongan harga.

flickr.com/photos/yourbestdigs
flickr.com/photos/yourbestdigs
Hasil akhir, aku dapat lampu gratis, dengan modal chat dan sedikit bensin (antar ke rumah atau ketemuan dengan teman yang ikut memesan).

Ini bukan tips hebat sih, sudah banyak yang mempraktikkan. Tapi siapa tahu di antara yang mampir ke artikel ini belum pernah melakukannya.

Boleh coba, siapa tahu ketagihan. Atau malah bisa jadi tambahan pemasukan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun