Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

(Sebagian) Kiat Membuat Buku Bacaan Anak yang Baik

26 Juni 2020   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2020   16:57 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu per satu kode pemenang dibacakan. Aku berharap termasuk di antaranya, tapi menenangkan hati jika harapan tak terpenuhi. Sekaligus tahu diri.

Sayembara buku anak oleh Kantor Bahasa sudah lama dibuka, tapi aku baru memutuskan ikut di ujung hari.  Setelah diyakinkan bahwa gambar ilustrasi tak apa bukan milik pribadi.

Aku tak pandai menggambar, jadi mengajak teman berkolaborasi. Ketika penulis lain, tebakku, melakukan riset untuk buku mereka. Aku hanya mengandalkan imajinasi ditambah pesan moral dan informasi terkait pola asuh, karena waktu yang mepet.

Lebih gila lagi, rata-rata peserta mengirim dua sampai lima karya mereka. Ada yang bahkan mengirim untuk setiap kategori yang dilombakan. Ah sudahlah, satu buku kumpulan cerita anak ini coba-coba dilempar ke penerbit saja, pikirku.

Rencana menawarkan ke penerbit serta merta kubatalkan, ketika kemudian salah seorang juri menyebut kode absenku.

"Nomor Kakak tuh!" kata salah satu teman, karena aku masih memastikan tak ada yang keliru.

Dan benar, itu memang aku. Dengan penuh rasa syukur, aku naik menuju panggung.

Itu dulu ... mungkin sudah setahun lalu. Yang entah kapan terulang lagi. Bukan soal sayembaranya, karena toh aku sudah jarang mengikuti lomba menulis lagi. Tapi juga seremoni pengumuman pemenang yang sekarang diganti dengan nama yang terpajang di status panitia atau lembaga penyelenggara.

Aku kembali terkenang masa itu, ketika menemukan kertas yang dibagikan panitia di hari diumumkannya pemenang sayembara naskah bacaan anak tahun 2019 oleh Kantor Bahasa Jambi.

Sebagai orang yang tak pandai jaga berkas, mending ku"simpan" di sini kan. Karena infonya bermanfaat, tak hanya untukku, tapi juga bagi para pembaca.

Inilah sebagian saran dari salah seorang juri, Drs. H. Rudy Syahmenan, BSc., M.si, yang ia bagikan pada seluruh peserta. Kupilih yang untuk siswa SD kelas rendah, karena naskahku masuk dalam kategori tersebut.

Dok pribadi
Dok pribadi
Azas kepatutan naskah untuk anak:

a. Tidak mengandung unsur pornografi, baik dalam narasi maupun ilustrasinya.

b. Tidak mengandung unsur kekerasan, baik dalam narasi maupun ilustrasinya.

c. Tidak bias gender, dalam arti harus seimbang antara perempuan dan laki-laki. Baik dalam nama tokoh, ilustrasi, maupun pekerjaan.

d. Tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, Golongan).

e. Isi ceritanya tidak mengandung ujaran kebencian.

Materi yang mendidik, yaitu:

a. Berupa fakta, konsep, prosedur, dan metakognisi sederhana tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar.

b. Dapat berupa tokoh manusia atau binatang, kepahlawanan, dan cerita fantasi dengan alur yang sederhana.

c. Mengembangkan olah pikir, olah rasa, dan olah karsa.

Penyajian naskah:

Penyajian buku bacaan yang baik harus sesuai dengan kaidah buku bacaan anak. Misalnya, buku harus lebih banyak Ilustrasi daripada teks.

a. Buku untuk SD Kelas 1,2 & 3, perbandingan ilustrasi : teks adalah 50:50.

b. Bahasanya harus sederhana yang sering digunakan sehari-hari.

c. Jenis huruf juga harus yang sederhana (jika buka computer ambil huruf yang sederhana/tidak berkait), ilustrasi harus jelas (jika ilustrasi bentuk foto ambllah foto yang fokus, Jika berbentuk gambor agar digambar yang jelas). Jika memungkinkan, ilustrasinya dibuat warna agar menarik untuk anak-anak.

Bahasa:

a. Pengembangan kosa kata harus yang sering digunakan.

b. Kata-kata berpola dan berirama.

c. Tanda baca mulai diperkenalkan sesuai kebutuhan.

d. Kalimat sederhana dan beragam.

e. Satu kalimat terdiri atas dua sampai delapan kata.

f. Kalimat membantu paragraf (satu paragraf akhir harus lebih dari dua baris).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun