Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pengalaman Jadi "Debt Collector" di Usia Dini

9 Juni 2020   07:02 Diperbarui: 10 Juni 2020   05:27 2284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warung kelontong (Shutterstock/Rembolle via kompas.com)

Malu pada orang-orang di sekitar, akhirnya banyak juga yang ketika kudatangi langsung membayar. Khawatir aku datang lagi. Bahkan ada yang mencegatku di jalan, memohon aku jangan ke rumahnya.

Kadang aku curiga, jangan-jangan caraku diadopsi oleh bank, kemudian dimodifikasi menjadi stempel yang sering kita lihat di rumah-rumah kreditan atau sebagai agunan. Gunanya untuk mempermalukan, jadi yang berutang buru-buru melunasi utangnya.

Tapi sejahat-jahat stempel bank, lebih kejam stempel miskin di artikelku sebelumnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun