Menurut suami dan anak-anak, akulah yang paling mengerti keinginan Mozza. Hanya dengan melihat padaku, atau dengan mengeong kecil, aku paham apa yang diinginkannya.
Ketika Mozza tidur, aku kerap memandanginya. Kalau sedang terjaga, kami malah sering saling pandang. Yang punya kucing pasti pernah merasakan, ketika kucing menatapmu lama. Bikin salah tingkah.
Untuk membuktikan bahwa memelihara kucing memang memberi efek positif, kucari artikel yang mendukung pendapatku. Daripada melakukan penelitian sendiri, capek.
Kukutip dari grid.id (29/2/20) memelihara kucing terbukti dapat menghilangkan stres dan membantu mengatasi masalah. Denise D. Guastello, seorang Associate Professor di Carroll College, bersama timnya mengadakan penelitian tentang kondisi psikologis manusia yang dihubungkan dengan pilihan hewan peliharaan mereka.
Penelitian yang melibatkan tiga kampus besar itu (University of Florida, Carroll University, dan Marquette University) menghasilkan kesimpulan bahwa orang-orang yang memelihara kucing cenderung lebih cerdas dan kreatif.
Berbeda dengan mereka yang memilih anjing sebagai hewan peliharaan, para pemilik kucing ternyata lebih sensitif perasaannya. Sedangkan tuan anjing adalah pribadi yang ramah dan ekstrovert.
Tak perlu kukonfirmasi ke mana-mana. Aku yakin di berbagai belahan dunia, banyak kaum introvert yang sama sepertiku. Ketemu orang bingung mau ngomong apa, ketemu kucing malah diajak ngobrol.
Tulisan ini bukan maksud untuk menginspirasi agar pembaca memelihara kucing. Sekadar informasi, siapa tahu ada yang belum tahu. Kalau memutuskan memelihara kucing, rawatlah saat sehat dan sakitnya.
Perlakukan mereka seperti keluarga, bukan mainan atau perabotan. Waktu sehat disayang, giliran sakit ditelantarkan.Kalau tidak telaten merawat kucing, lebih baik melihat foto atau video kucing saja untuk mendapatkan manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H