Kemudian disusul perbandingan harga di beberapa tempat, promosi daging segar yang hewannya belum lagi dijagal. Dan masih banyak lagi bahas membahas soal menu lebaran.
Lah, bukannya sekarang kebanyakan kita sedang morat-marit? Yang gaji kecil makin menjerit, yang gaji besar dikejar-kejar utang. Katanya semua sedang susah. Bahkan pemerintah saja susah sampai harus menaikkan kembali tarif BPJS.
Tapi kalau diingat-ingat yang sudah terjadi, rasanya harapanku masih masuk akal. Wong puasa saja kita masih bisa kalap kan?
Di WAG yang sama, malam ini anggota saling mengeluhkan keadaan. Malam besok mereka tanding menu berbuka dan camilan malam. Aku yang sungkan mengeluh, aku pula yang terperangah melihat chat lalu-lalang.
Setiap Ramadan akan datang, biasanya kita bertekad akan berhemat. Belum sampai harinya, stok selama Ramadan telah disiapkan. Walau tiap tahun terjadi, stok habis kurang dari sepekan, tapi hal yang sama diulang lagi dan lagi.
Begitu pula tebakku untuk lebaran kali ini. Ketika ada yang mengeluh tak punya bahan kue, tak ada minuman kaleng. Tak ada baju baru, bahan opor, rendang, dll. Kok aku gak percaya ya.
Sembari memelihara ketidakpercayaanku, aku terus berdoa agar pandemi segera berakhir dan semua analisis negatif oleh ahli paling ahli sekalipun tidak benar-benar terjadi.
Teruslah konsumtif, agar harapanku ini subur dan jadi nyata. Iya, kamu yang masih bisa foya-foya, teruskanlah selagi bisa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H