Tapi masih ada satu tersangka lagi, yakni hutan itu sendiri. Menurut beberapa sumber, termasuk seorang petani di Tangkit, salah satu daerah penghasil nanas di Jambi. Jika hari terlampau panas, tanaman di kebunnya bisa terbakar sendiri. Kemudian api tadi tersimpan di dalam tanah gambut, tidak serta merta hilang ketika disiram air.
Apakah yang begini tak terhindarkan? Bisa ya bisa tidak.
Mencegah mungkin sulit, tapi mengantisipasi kerugian besar seharusnya tidak sesulit mencegahnya. Sebab karhutla adalah makanan kita setiap tahun. Masa iya tak ada catatan yang bisa dipelajari setiap usai kejadian?
Tidak tercegah atau tidak dicegah? Ingat kan kata hakim Parlas Nababandi di tahun 2016 lalu, "Bakar hutan itu tidak merusak lingkungan hidup karena bisa ditanam lagi."
Ingat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H