Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasi Anjing, Antara Prasangka dan Coba-coba

27 April 2020   12:40 Diperbarui: 27 April 2020   12:38 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasi siap santap, donasi dari ARK Qahal membuat warga Warakas, Tanjung Priok, berang. Apa pasal? Bantuan dalam rangka melawan Covid19 itu distempeli logo anjing dan diberi nama Nasi Anjing.

Bagi sebagian orang mungkin tak masalah, toh isinya (menurut salah satu perwakilan dari komunitas ARK Qahal) hanya sosis sapi, cumi, dan teri. Bukan daging anjing.

Pihak ARK Qahal juga menyebutkan, alasan pemberian logo anjing adalah karena anjing merupakan hewan setia dan tahan banting. Selain itu, porsinya yang lebih besar dari nasi kucing juga menjadi alasan pemilihan logo.

Sesederhana itu?

Aku punya analisis sendiri. Pertama, jika warga menolak, pemberi nasi dan mereka yang menerima dengan senang hati akan bilang, "Memangnya kalau nasi kucing lantas isinya daging kucing?"

Tinggal tolak saja kok repot, pakai lapor-lapor segala! Masih banyak orang yang membutuhkan nasi anjing seperti ini.

Kedua, jika seluruh atau kebanyakan warga menerima. Jujur aku berprasangka buruk orang akan memviralkan dengan bilang, "Tuh lihat mereka! Kalau sudah lapar, makan anjing mau juga kan!"

Sebab nasi anjing dibagikan pada warga di sekitar Masjid Babah Alun. Sekitar masjid! Artinya mayoritas mereka adalah muslim. Kita tinggal di negara mayoritas muslim. Yang bukan muslim pun tahu bahwa dalam Islam, memakan anjing, bahkan "sekadar" memeliharanya (tanpa uzur) adalah haram.

Jangan ajari mayoritas soal toleransi, kalau tak toleran mana mungkin Indonesia bisa seaman sekarang. Sejak dulu kita sudah hidup dalam keragaman kan.

facebook.com/Qahaljkt
facebook.com/Qahaljkt
Aparat tak boleh lengah, ini jelas ada upaya mengusik ketenangan. Kita sudah punya musuh bersama, namanya Corona. Kenapa lagi harus ribut lagi dengan topik klasik yang bolak-balik diangkat.

Sudah sejak dulu anjing dan babi punya stigma negatif di kalangan masyarakat. Bukan soal dimakan atau  dipelihara. Mungkin benar anjing hewan setia. Tapi apa pernah ada berita kucing memakan tuannya karena kelaparan? Anjing, ada. Cek sendiri di Google.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun