Karena dalam 3 hari kedepan, Arus angin dari Utara ke arah Selatan yang membawa wabah (penyakit) akan melewati Indonesia menuju Australia. ... Dst.
Kecurigaan yang berlebihan dan lemahnya daya baca membuat kita mudah terombang-ambing oleh informasi bahkan tanpa sumber sekalipun. Padahal sederhana sekali cara menguji apakah sebuah pesan adalah hoaks atau bukan.
Cukup ketik kata kunci di kolom Google, ikuti "hoax" di belakangnya. Akan muncul sekian banyak laman yang menelusuri kebenaran info tersebut. Dari laman berita sampai warganet yang mencari tahu langsung kebenarannya.
Kalau tak mau repot, salin semua teks pesan, lalu tempel ke pencarian Google. Hal yang sama akan terjadi. Semudah itu!
Kenapa Kita Harus Pakai Masker?
Para ahli di University of Maryland yang pernah melakukan studi mengenai efek masker terhadap transmisi virus, menyebutkan bahwa masker mampu menghambat penyebaran Covid-19.
Virus dapat menyebar melalui droplet, mikrodroplet, dan aerosol. Pernyataan ini berlaku pada semua kasus penularan virus. Artinya, tidak spesifik menyatakan bahwa Corona kemudian bermutasi hingga dapat menyebar melalui aerosol (paling tidak sampai saat ini).
Penyakit yang menular lewat udara adalah flu, tbc, demam, cacar, antrax, campak, dll.
Ahli epidemiologi, Michael Le Vasseur dari Drexel University, meyakini bahwa virus Corona tidak memiliki kemampuan airbone maupun aerosol. Sebab pola kasus Covid-19 berbeda dengan flu biasa maupun penyakit menular lainnya.
Lalu kenapa harus memakai masker meski sehat?
Saat ini banyak ditemukan orang yang positif Covid-19 tanpa gejala sama sekali. Kita mengenalnya dengan OTG (orang tanpa gejala). Nah mereka inilah yang berpotensi menularkan tanpa menyadari dan disadari.