Nganggur di rumah
Idealnya, sebagai perempuan yang gak punya tanggung jawab nafkah, nganggur itu hal biasa. Tapi selain faktor omongan tetangga dan keluarga kurang kerjaan, ada juga perasaan gak nyaman yang muncul dari kita sendiri.
Kalau kamu berada di posisi ini, balik aja lagi ke "idealnya". Itu kalau suami mampu menopang kebutuhan rumah. Insyaallah mampulah, asal di-backup doa istri.
Aku waktu nganggur? Suami senang, istrinya di rumah terus. Aku yang gak senang, karena makin lebar.
Bekerja di rumah
Sebelum ada Corona, aku sudah lakukan WFH. Pilihan ini paling nyaman bagi kaum rebahan sepertiku. Yang kalau mentok tinggal molor. Wifi error ya baca buku. Kerja sambil cemal-cemil, yang lebih sering banyak ngemil dibanding kerjanya.
Banyak yang mengira ini ajang pamer, atau malah ada yang ngiler duluan padahal belum dipameri hasilnya (tepatnya belum pantes dipamerin!). Yang perlu kamu tahu, wahai emak-emak yang bekerja di luar, yang bekerja dari rumah pun melewati proses yang panjang. Gak ujug-ujug dapat job.
Membangun blog atau akun apa pun dulu di platform yang kita sudah nyaman. Begitu platformnya yang gak nyaman sama kita, ya udah, kita dibuang. Haha, jadi jangan cuma lihat santainya!
So, kerja atau enggak. Dari rumah atau di luar rumah, itu kembali ke kebutuhan kita masing-masing. Sebenarnya tulisan ini kubuat sebagai tanggapan atas status FB seseorang yang menyayangkan banyak perempuan yang bekerja di luar.
Menurutnya, wanita salehah itu yang tetap di rumah. Berdandan, bersih-bersih, dan masak untuk suami. Aku tuh ya, paling berat membalas status orang. Sukanya panjang-panjang gini, padahal yang bikin status juga belum tentu baca.
Setiap rumah punya gayanya sendiri. Ada suami yang suka istrinya di rumah. Ada suami yang ingin istrinya di rumah, tapi dia sendiri kurang mampu membiayai rumah sendirian. Ada istri yang sebelum menikah memang sudah kerja, dan suami gak keberatan. Lucu aja kalau ada orang di rumah lain yang merasa keberatan.
Jangan-jangan itu justru efek kebanyakan di rumah, kurang bahan nyetatus!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H