Setelah transfer, kuubah profil WA-ku agar lebih keren. Yang tadinya hanya alamat blog, kuganti dengan macam-macam logo platform di mana aku menulis. Pada status yang semula berisi keterangan bahwa WA-ku selalu nampak online karena terhubung di laptop (dan ada wifi), kuubah jadi "penulis di berbagai platform".
Kalau kutulis freelancer, content writer, dsb, khawatir tak paham.
Kusimpan nomor mereka agar mereka dapat melihat statusku. Dalam sepekan, aku bersombong-sombong ria dengan memperlihatkan artikelku yang jadi headline di Kompasiana, Hot Thread di Kaskus, ramai pengunjung di blog pribadi dan UC News. Ditambah berbagai kegiatanku di dinas lain, buku-buku yang pernah kutulis, dll. Padahal sebelumnya nyaris tak pernah kulakukan.
Apa tujuannya? Menjatuhkan mental mereka.Â
Terpaksa dengan pencitraan lebay. Biar mereka mikir kalau masih mau mengejar yang lima ratus lagi. Terakhir, kufoto buku tabungan BRI beserta kartu ATM, dengan caption yang kupikir cocok. Syukurnya salah satu dari mereka melihat statusku itu.